GUSDURian Bone Ajak Jejaring Dorong Kebijakan Publik dan Ruang Aman bagi Perempuan

BONE – Memperingati Hari Lahir (Harlah) Gus Dur pada Agustus kali ini, Komunitas GUSDURian Bone kembali mengadakan kegiatan diskusi dalam bentuk Forum 17-an dengan mengangkat tema diskusi “Demokrasi dan Perjuangan Perempuan”. Narasumber diskusi ini adalah Fatma Utami Jauharoh, penyuluh agama Islam KUA Tanete Riattang dan Widya Astika Putri dari Komunitas Growtzone.

Forum 17-an ini diadakan pada Minggu 25 Agustus 2024 dan bertempat di Aula Utama IAIN Bone. Para peserta yang hadir kebanyakan dari kalangan mahasiswa serta beberapa jejaring komunitas yang diundang.

Koordinator GUSDURian Bone yakni Jumadi menyampaikan bahwa forum diskusi ini diharapkan menjadi ruang bersama teman-teman penggerak komunitas ataupun jejaring dan organisasi dalam memperkuat gerakan pembangunan demokrasi khususnya mendorong terciptanya ruang aman bagi perempuan di ruang-ruang publik.

“Semoga forum ini menjadi awal bagi kita dan teman-teman yang hadir untuk menciptakan gerakan simultan dalam menumbuhkan indeks demokrasi terutama pada pemenuhan hak-hak perempuan di ruang publik yang sampai hari ini masih mengalami tekanan patriarki di beberapa ruang publik dan pembuatan kebijakan daerah maupun nasional,” ujarnya.

Senada dengan hal di atas, Widya Astika juga berharap bahwa dalam merawat ruang demokrasi dan terciptanya ruang aman bagi perempuan harus dilakukan secara bersama-sama.

“Kita berharap ke depannya, kebijakan dan pembangunan demokrasi harus mampu mengakomodasi perspektif gender agar konsep kesetaraan individu tidak hanya sebatas teoritik namun terejawantahkan dalam bentuk kebijakan publik atau public policy,” ujarnya.

Fatma Utami juga dalam pemaparannya menyinggung terkait bagaimana perjuangan perempuan mendapatkan akses yang setara di ruang publik tidaklah mudah dan butuh perjuangan bersama dan begitu panjang.

“Teman-teman juga harus tahu bahwa apa yang dirasakan perempuan hari ini tidak lahir secara instan, tetapi butuh proses yang begitu panjang dan melelahkan, bahkan Sering kali terabaikan. Perempuan beruntung bahwa hari ini beberapa kebijakan sudah mulai ramah bagi perempuan meskipun implementasinya masih agak bias gender terutama pada bidang politik dan kehidupan rumah tangga,” ujarnya

Pada Forum 17-an kali ini GUSDURian Bone juga mengajak jejaring dan beberapa komunitas yang hadir untuk selalu peka terhadap isu-isu publik terutama dalam dunia kampus di Bone yang hari ini marak terdengar isu-isu pelecehan seksual. Dengan hadirnya forum ini diharapkan mampu menjadi salah satu langkah dalam mengawal tindakan dan perilaku yang menyimpang dari para tenaga kependidikan.

Penggerak Komunitas GUSDURian Bone, Sulawesi Selatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *