PEKALONGAN – Komunitas GUSDURian Pekalongan dan GUSDURian UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan mengadakan Talkshow Forum 17-an dengan tema ‘Pekalongan Darurat Lingkungan: Agama sebagai Solusi atau Masalah?’. Kegiatan yang bertempat di Kafe Bumi Suja, Kota Pekalongan, Rabu (9/7/2025) diikuti 50 peserta lintas iman.
Pendeta Gereja Kristen Jawa Pekalongan Dwi Argo Mursito hadir sebagai salah satu narasumber. Dirinya menjelaskan bahwa dalam agama Kristen menjaga lingkungan merupakan wujud dari tanggung jawab sebagai pengelola ciptaan Tuhan (stewardship) dan ekspresi iman yang aktif.
“Alkitab, khususnya kitab Kejadian, menekankan pentingnya memelihara dan mengurus bumi, bukan hanya menguasainya. Umat Kristen dipanggil untuk menjaga kelestarian alam sebagai bentuk penghargaan terhadap Tuhan dan sesama manusia, serta untuk memastikan keberlangsungan hidup bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Argo menekankan bahwa agama punya peran penting untuk menjaga keberlangsungan bumi. “Misalnya, dalam hal ini, tokoh agama atau pemuka agama yang punya pengaruh di masyarakat. Ia bisa mengingatkan, menyadarkan, sekaligus memberi contoh tentang perilaku menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya,” tambahnya.
Senada dengan Argo, Shinta Nurani, akademisi UIN Gus Dur menyampaikan tentang darurat lingkungan di Pekalongan. Seperti tingginya produksi sampah harian yang mencapai 220 ton per hari, kualitas pengelolaan sampah yang tidak optimal, rob, hingga pencemaran limbah industri.
“Melihat latar belakang tersebut, penanganan masalah lingkungan perlu dilakukan oleh semua pihak. Dalam hal ini peran agama menjadi penting. Agama jangan hanya mengedepankan doktrin ritualistik, tetapi juga harus mengedepankan nilai-nilai ekologis,” jelasnya.

Perwakilan Sekretariat Nasional GUSDURian Aulia Abdurrahman Sholeh juga turut menjelaskan tentang sembilan nilai utama Gus Dur. Menurutnya, sembilan nilai utama Gus Dur tidak secara eksplisit membahas tentang menjaga lingkungan.
“Tetapi nilai-nilai tersebut, seperti kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, persaudaraan, dan kearifan tradisi dapat diimplementasikan untuk mendukung pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator GUSDURian Pekalongan Amir Muzaki mengatakan kegiatan ini disiapkan hanya tiga hari. “Acara ini merupakan wujud komitmen kami terhadap pelestarian lingkungan. Melalui diskusi ini harapannya akan tumbuh kesadaran dalam merawat alam,” ucapnya.
Talkshow yang dimoderatori Dina Nur Amilah menjadi semakin hangat dengan adanya sesi diskusi. Para peserta terlibat aktif dalam bertanya, berargumen, dan berbagi pengalaman. Kegiatan yang dibuka dengan penampilan puisi oleh Fajri Muarrikh lalu ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.









