Mengenang Gus Yaqut, Penjaga Gereja yang Hendak Ditutup di Pasuruan

80 tahun sudah Indonesia merdeka, namun warganya belum benar-benar merdeka. Misalnya masih cukup banyak warga Indonesia yang tidak dapat merasakan ketenangan dan jaminan keamanan dalam beribadah. Bahkan, jumlah warga yang belum mendapat hak asasinya itu, justru semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Hal itu dapat dilihat dari laporan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) tahun 2023 oleh SETARA Institute. Data-data yang tercatat menghasilkan kesimpulan. Bahwa kasus gangguan tempat ibadah masih terus mengalami kenaikan yang signifikan dalam tujuh tahun terakhir.

Sepanjang tahun 2023, terdapat 65 gangguan tempat ibadah. Temuan ini adalah angka yang cukup besar bila dibandingkan dengan gangguan yang terjadi dalam lima tahun terakhir, yaitu 50 tempat ibadah (2023), 44 tempat ibadah (2021), 24 tempat ibadah (2020), 31 tempat ibadah (2019), 20 tempat ibadah (2018), dan 16 tempat ibadah (2017).

Selain itu, pelarangan kegiatan keagamaan masih kerap terjadi. Di tahun 2024, terjadi pelarangan Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah Indonesia oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Pemda melarang pertemuan tahunan keagamaan yang berisi ceramah, diskusi, dan kegiatan kerohanian lainnya yang akan digelar pada tanggal 6-8 Desember 2024 di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana.

Teranyar, kita dapat menyaksikan bagaimana pembubaran secara paksa atas kegiatan Retret Pelajar Kristen di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (27/06/2025). Miris. Sarat kekerasan. Sangat mengerikan.

Menyadari itu, perlu upaya berkelanjutan dalam penguatan literasi moderasi beragama untuk semua pihak. Baik melalui kurikulum pendidikan, penguatan administrasi pemerintahan, peningkatan wawasan dan perspektif pluralis bagi aparat penegak hukum, hingga kebijakan publik yang inklusif. Harapannya, masyarakat dan pemerintah dapat bersama-sama mewujudkan kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi seluruh warga negara.

Berkaitan dengan itu, ada praktik baik di Kabupaten Pasuruan perihal upaya elemen masyarakat dalam menjaga kebebasan beragama dan berkeyakinan. Hal itu dilakukan oleh Pondok Pesantren Ngalah, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur.

Pendiri Pesantren Ngalah KH Moh. Sholeh Bahruddin pernah memberi perintah untuk menjaga tempat ibadah yang hendak ditutup secara paksa di Kabupaten Pasuruan. Adapun Almaghfurlah Gus H Yaqutun Nafis yang ditunjuk sebagai komandan di lapangan.

Gus Yaqut, panggilannya, memang memiliki kesaktian bela diri di atas rata-rata. Dari kesaksian alumni, di tahun 1999 Gus Yaqut pernah melayang di udara. Saat melawan puluhan provokator kerusuhan sekaligus menolong santri yang menjadi pemain dan suporter pertandingan sepak bola.

Selain itu, Gus Yaqut juga memiliki kemampuan diplomasi yang handal sehingga mampu mengayomi dan menyelesaikan berbagai permasalahan sosial. Misalnya, saat Gus Yaqut diperintah untuk melakukan pengamanan tempat ibadah jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Pandaan.

Tahun 2006 silam, masyarakat yang tergabung dalam Forum Umat Islam Pandaan (FUIB), mendatangi almarhum Pendeta Sih Hardi. Mereka memaksa agar tempat ibadah jemaat GKJW Pandaan ditutup. Apabila tetap ada aktivitas ibadah, akan ada aksi massa. Begitu ancam perwakilan FUIB.

“Akhirnya bapak saya melapor kepada Bapak Bupati dan Kiai Sholeh. Kemudian ada tindakan (pengamanan),” ungkap Ayik Pusakaningwati, putri Almarhum Pdt. Sih Hardi, Senin (07/07/2025).

“Puji Tuhan gereja saya aman. Tidak ada korban fisik. Semua berkat pengamanan dari Kiai Sholeh,” tutup Dosen Universitas Yudharta Pasuruan itu.

Usai tindakan intoleransi itu dapat tertangani dengan baik. Gereja GKJW Pandaan pun diresmikan pada tanggal 25 Mei 2006. Lagi-lagi, Gus Yaqut yang diutus mewakili Kiai Sholeh untuk memberikan sambutan dalam peresmiannya.

“Bahwa kita ini boleh berbeda dan boleh tidak sama dalam berkeyakinan dan beragama. Sudah jelas di Al Qur’an. Lakum dinukum waliyadin (Surat Al-Kafirun Ayat 6)”.

Itu penggalan ceramah Gus Yaqut yang paling membekas bagi jemaat GKJW Pandaan. Begitu persaksian Ustaz M. Dayat, alumnus Pesantren Ngalah yang mengenal dan mendampingi Gus Yaqut selama 31 tahun.

Gus Yaqut, Pengasuh Asrama G Pondok Pesantren Ngalah itu wafat pada bulan lalu, tepatnya Ahad (15/06/2025). Alfatihah.

Penggerak Komunitas Gitu Saja Kok Repot (KGSKR) GUSDURian Pasuruan. Dosen UNU Pasuruan. Ketua LTNNU PCNU Kabupaten Pasuruan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *