GRESIK – Perayaan 1 Sura 1959 Saka Jawa bertajuk “Membuka Kewaspadaan untuk Mencapai Kesempurnaan Hidup” diselenggarakan warga Penghayat Kepercayaan Sapta Darma di Sanggar Candi Busana Desa Slempit, Kecamatan Kedamean, Minggu (13/7/2025).
Tidak hanya warga penghayat yang berasal dari Gresik, namun juga dihadiri warga penghayat dari Mojokerto dan Sidoarjo, serta warga desa pun guyub rukun menghadiri perayaan tersebut. Diawali dengan acara pembukaan, sambutan, persembahan dari anak-anak penghayat kepercayaan, tembang macapat, Pembacaan Teks 1 Sura 1959 Saka Jawa, dan diakhiri dengan do’a serta ramah tamah. Warga yang hadir pun turut menikmati hidangan yang disediakan.
Kehadiran Kasi Kesra dan KUA Kecamatan sebagai perwakilan tokoh masyarakat pun memberikan kedamaian tersendiri, di mana mereka dalam sambutannya menyampaikan pesan-pesan toleransi di tengah perbedaan.
Kasi Kesra Desa Slempit menuturkan, “Berbeda itu indah, Maka itu sebuah kekayaan yang perlu kami jaga,” pungkasnya
Senada dengan semangat toleransi yang disampaikan para tokoh masyarakat, Ketua Persada Provinsi Jawa Timur Wisnu menyampaikan, “Desa Slempit ini seperti miniatur Indonesia. Ada harmonisasi kerukunan serta memiliki spiritualitas yang tinggi dari adanya keberagaman yang ada,” pungkasnya.

Dalam pembacaan Teks 1 Sura 1959 Saka Jawa yang dibacakan oleh Intan pun menyiratkan beberapa hal, di antaranya bangsa Indonesia khususnya masyarakat Jawa mewarisi tradisi-tradisi adiluhung dari leluhur dalam menata hidup dan kehidupannya. Hal ini membuktikan bahwa generasi terdahulu mempunyai kualitas budaya yang sangat tinggi dengan balutan rasa yang sangat halus, penuh dengan etika dan estetika, terlihat dari simbol-simbol sebagai sarana menyampaikan pesan atau nasihat yang tentu saja masih tetap relevan dalam era moderen saat ini. Manusia Jawa, dengan filosofi Memayu Hayu Bagya Bawana, mempersatukan alam semesta dengan diri pribadinya, saling memberi, saling memahami membangun harmoni.
Para penggerak GUSDURian Gresik juga hadir untuk meramaikan kegiatan Peringatan 1 Sura 1959 Saka Jawa. Hal ini merupakan bagian dari apa yang telah diwariskan Gus Dur dalam menjaga kebhinekaan, seperti yang pernah disampaikan Alissa Wahid dalam acara penutupan Pesantren Gerakan di Yogyakarta pada 21 Maret 2025 lalu. Menurut Alissa, peran agama ataupun kepercayaan sejatinya adalah untuk menyadarkan setiap orang bahwa ia adalah bagian dari kemanusiaan.
“Kegiatan ini merupakan syiar 9 nilai utama gus dur dalam menjaga keberagaman,” ugkap Nensi selaku perwakilan penggerak GUSDURian Gresik.









