JEPARA – Komunitas GUSDURian Jepara bersama Pemdes Tahunan, Kecamatan Tahunan sukses menggelar acara Pojok Rakyat dan Ngaji Kebangsaan.
Acara tersebut berlangsung di Balai Desa Tahunan, Sabtu (9/10/24) bersama puluhan kader IPNU-IPPNU, NU, Karang Taruna, mahasiswa, dan masyarakat secara umum.
Agenda yang bertemakan ‘Pahlawan Jaman Now, Belajar Kesatriaan ala Gus Dur’ tersebut, membahas ihwal perjuangan dan nilai-nilai luhur yang diwariskan Gus Dur.
Koordinator GUSDURian Jepara, Fuad Fahmi Latif menyampaikan bahwa Gus Dur telah memberikan teladan, sudah sepatutnya dicontoh dan dilanjutkan.
“Gus Dur sudah memperjuangkan hak dan keadilan, maka kita perlu menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah beliau wariskan,” papar Fuad.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Acara sekaligus anggota Karang Taruna Desa Tahunan, Anam turut mengundang dua pemateri lokal namun piawai dalam sektor intelektual.
Mereka adalah Fathur Rohman dari Kaprodi PAI Unisnu sekaligus Penggerak GUSDURian Jepara, kemudian yang kedua adalah Katib Syuriah NU Ranting Tahunan, Gus Hasan.
Sewaktu sesi diskusi, Fathur Rohman menekankan pentingnya sembilan nilai utama Gus Dur (NUGD), salah satunya adalah sifat kekesatriaan. Hal itu ia korelasikan dengan tantangan era kekinian.
Merujuk pada kepemimpinan Gus Dur yang sering kali penuh kontroversi, bagi dia, tetap sarat akan makna. Sehingga kekesatriaan, menurut Pak Fath (sapaannya), mesti dengan keberanian.
“Kekesatriaan yang dimaksud Gus Dur adalah keberanian dalam memperjuangkan hak dan kebebasan, bukan sekadar angkat senjata,” terang Pak Fath.
Literatur ini karena berbarengan dengan Hari Pahlawan (malam 10 November), Gus Hasan mengkolaborasikan dengan peran Nahdlatul Ulama Pra-Kemerdekaan Indonesia.
Sebagai ormas yang berjalan dalam koridor religius dan nasionalis, kata dia, Gus Dur merupakan representasi gerakan Nahdlatul Ulama -berjuang melawan suatu hal yang zalim.
“Zaman dahulu dengan Resolusi Jihad. Jika Gus Dur yang menjabat sebagai Ketua PBNU dua periode hidup di zaman itu, akan melakukan hal yang sama,” ujar Gus Hasan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, karena zaman berjalan dinamis, maka Nahdlatul Ulama menerapkan strategi berbeda namun berpangkal yang sama, yaitu kemaslahatan masyarakat.
“NU dengan religiusitas dan nasionalisme berjalan secara konsisten. Ini bukti nyata bahwa NU selalu adaptif terhadap kebutuhan zaman,” pungkas dia.
Pada kesempatan itu, turut dihadiri Petinggi Desa Tahunan H. Muhadi, Ketua BPD Tahunan Ulil Abshar, Ketua Karang Taruna Tahunan Irrudl, Ketua PC PMII Jepara Abid Birrul Jabar, serta masyarakat luas.