YOGYAKARTA – Pameran foto bertajuk “Sengketa Rumah Tuhan” sukses digelar selama satu minggu di Halaman Taman Peradaban UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diselenggarakan oleh Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, pameran ini menjadi salah satu rangkaian dalam acara BESTFEST 2024 (Beda Setara Festival), sebuah agenda tahunan yang menyuarakan isu kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) melalui karya kreatif.
Pameran foto “Sengketa Rumah Tuhan” mengangkat isu kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di Indonesia, dengan fokus pada konflik-konflik yang terjadi seputar pembangunan dan perlindungan rumah ibadah. Pameran ini bertujuan untuk menggugah kesadaran publik mengenai tantangan yang dihadapi oleh kelompok minoritas dalam menjalankan keyakinannya.
Melalui 21 karya foto yang terbagi menjadi 7 cerita foto berdasarkan kasus aktual di lapangan, pameran ini mengajak pengunjung untuk melihat secara langsung dampak dari penolakan, perusakan, dan diskriminasi terhadap rumah ibadah dan umat yang menggunakannya. Setiap foto dilengkapi dengan cerita menjelaskan konteks sosial, politik, dan budaya di balik setiap kejadian.
Sebagian besar foto yang dipamerkan merupakan karya fotografer yang terlibat dalam Project Multatuli, sebuah media yang juga punya concern pada konflik sosial dan perjuangan hak asasi manusia. Dengan pendekatan visual yang tajam, pameran ini menyajikan momen-momen yang menggambarkan perjuangan komunitas dalam mempertahankan hak untuk beragama.
Selain foto, pameran ini juga menampilkan narasi tentang keteguhan kelompok minoritas, serta tantangan yang dihadapi dalam memperjuangkan kebebasan beribadah. Pameran ini bertujuan untuk membangun empati, membuka dialog, dan menginspirasi pengunjung untuk turut serta dalam mendorong perubahan menuju masyarakat yang lebih inklusif dan toleran.
Pemeran foto “Sengketa Rumah Tuhan” menarik perhatian dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, civitas akademika, aktivis, dan masyarakat umum. Ruang pameran menjadi tempat refleksi, di mana pengunjung tidak hanya melihat karya foto, tapi juga membaca deskripsi kasus dengan seksama dan mendiskusikannya. Kehadiran pameran di tengah rangkaian Beda Setara Festival (BESTFEST) 2024 turut menjadi magnet acara. Acara BESTFEST mendatangkan total 5.249 pengunjung selama 7 hari penyelenggaraan dengan komposisi 2.556 pengunjung laki-laki dan 2.693 pengunjung perempuan.
“Pameran foto “Sengketa Rumah Tuhan” merupakan salah satu agenda utama dalam rangkaian kegiatan Beda Setara Festival (BESTFEST) 2024, yang berlangsung selama 10-16 November 2024 di halaman Taman Peradaban UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Festival ini diinisiasi oleh Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian sebagai upaya untuk mengangkat isu-isu kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) melalui pendekatan kreatif dan edukatif,” ungkap Fatin Ilfi, Koordinator Divisi Pameran BESTFEST.
Dengan menghadirkan karya foto, diskusi, panggung budaya, bioskop rakyat, Pasar Bestari, dan Simposium BEST, BESTFEST 2024 menjadi ruang kolaboratif bagi berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan inklusivitas dan toleransi.
Melalui Pameran “Sengketa Rumah Tuhan”, penyelenggara berharap agar setiap foto dapat menjadi pemantik diskusi dan refleksi tentang pentingnya menghormati kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Lebih dari sekedar perjuangan dan harapan bagi kelompok-kelompok minoritas yang masih menghadapi diskriminasi.