Social Media

Seluruh Komunitas dan Organisasi Kemahasiswaan di Guluk-Guluk Gelar Haul Gus Dur

GUSDURian Sumenep bersama beberapa komunitas yang ada di Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep menggelar acara “Haul Gus Dur dan Doa Bersama untuk Korban Semeru” pada Sabtu (25/12/2021). Sebanyak seratus pemuda berpartisipasi pada kegiatan ini.

Kegiatan yang ditempatkan di rumah Kepala Desa Guluk-Guluk Barat ini juga diisi dengan dialog kebangsaan oleh Kiai Muhammad Affan, Ulfatun Hasanah, dan Kiai Widadi Rahim.

Kepala Desa Guluk-Guluk Barat, Ahmad Wail sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sebagai pimpinan desa, ia merasa baru kali ini bisa berkumpul dengan para anak muda.

“Kalau negara ingin maju, maka pemuda harus sibuk. Pemuda adalah tulang punggung negara,” katanya mengawali sambutan.

Menurutnya, di momen seperti inilah keteladan Gus Dur dalam berbagai aspek harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan anak muda.

“Bukan sekedar mengenang, tetapi bisa mengambil keteladanan dan inspirasi, pemikiran seorang sosok Gus Dur dalam kehidupan sehari-hari. Karena Gus Dur banyak memberikan kontribusi pada negara. Dari segi kepemimpinan, memperjuangkan orang orang tertindas,” ungkapnya.

Ulfatun Hasanah, salah satu pemateri pada dialog kebangsaan menjelaskan agar para pemuda berpikir kritis melihat suatu peristiwa dan membangun mental baru untuk sebuah perubahan.

“Gus Dur tidak melihat dari satu sisi. Tetapi dari banyak dimensi. Gus Dur sosok kiai penuh gebrakan dan kontroversial. Gus Dur melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh kebanyakan orang-orang, berani mendobrak, Gus Dur berani menerjang segala badai,” kata perempuan lulusan Unusia Jakarta ini.

Sementara itu, Kiai Widadi Rahim mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menyifati sosok Gus Dur. Ia menambahkan bahwa pemikiran Gus Dur tidak lekang oleh waktu, semua generasi bisa menikmati. Pihaknya berharap bagaimana bisa melakukan perjuangan yang benar. Karena, pemikiran Gus Dur bisa digunakan di semua generasi.

Kiai Muhammad Affan menegaskan agar menempatkan sosok Gus Dur secara proporsional dalam berbagai konteks kehidupan.

“Tugas kita bagaimana menghidupkan Gus Dur dalam jiwa kita. Cari tahu tentang Gus Dur. Baru kemudian kenal dengan Gus Dur. Berjuang sesuai dengan referensi yang kita baca tentang sosok Gus Dur. Spirit Gus Dur adalah pejuang kemanusiaan. Kemanusiaan itu nilainya,” pungkasnya.

Penggerak Komunitas GUSDURian Sumenep, Madura.