Social Media

Hadirnya Gus Dur di Pekan Humor Indonesia hingga Keberadaan ICMI menjadi Bahasan ‘Tadarus Pemikiran’ GUSDURian Ciputat

Ciputat – Tadarus Pemikiran GUSDURian Ciputat kembali diselenggarakan. Kali ini mengangkat tema “Gus Dur dan Dekade Terakhir Orde Baru”. Salah satu penggerak GUSDURian Ciputat, Desy Anggraini tampil sebagai pemantik Tadarus Pemikiran tersebut, tepatnya pada Jumat (11/8/2022) di Warkop Tenda Biru, Ciputat, Tangerang Selatan.

Umum diketahui bahwa Orde Baru sangat menghegemoni kehidupan masyakarat pada waktu itu. Tak jarang sikap otoritarian muncul di setiap kebijakan dan tampak di permukaan. Gus Dur sebagai salah satu tokoh yang memperjuangkan penegakan demokrasi melalui banyak cara dan aksi mengkritik sikap pemerintah yang otoritarian.

Desy menyebut, salah satu bentuk kritik Gus Dur yakni dengan kehadirannya di perayaan Pekan Humor Indonesia (PHI) di tahun 1992. PHI digelar oleh Lembaga Humor Indonesia (LHI). Saat itu, Gus Dur diundang sebagai narasumber dengan tema “Suksesi dan Humor”.

“Di situ Gus Dur hadir, mengisi sekitar 20 menit yang isinya mengkritisi Orde Baru seperti peristiwa Malari, militer-militer yang membubarkan forum secara paksa, aksi korupsi pemerintah, dan lain-lain,” ucap Desy.

Pekan Humor Indonesia yang sengaja dibungkus dengan budaya humor agar kritikan kepada pemerintah tetap berjalan ini bukan tanpa alasan. Waktu itu Orde Baru masih terasa sangat kuat. Maka Gus Dur adalah orang yang cocok untuk menyampaikan kritikan-kritikan melalui humornya tersebut.

“Pesan politik berat sekalipun, kalau disampaikan dengan humor, akan lebih mudah dipahami dan diterima, meskipun itu merupakan teguran atau sindirian bagi orang yang diajaknya bicara,” tutur Desy.

Selanjutnya berkenaan dengan terbentuknya Ikatan Cendekiawan Islam Indonesia (ICMI). Terbentuknya ICMI menurut Gus Dur malah menjadikan persoalan baru dan mengancam pluralisme di Indonesia. Hadirnya ICMI tidak menutup ruang bagi agama lain untuk membentuk hal yang serupa.

Dengan kehadiran ICMI, pada tahun 1991 Gus Dur bersama teman sejawatnya yang lintas iman dan generasi membuat Forum Demokrasi (Fordem). Fordem menjadi ruang bersama dan menjadi jawaban dari terbentuknya ICMI. Di Fordem, Gus Dur bersama yang lain membicarakan isu-isu sosial yang tengah mengemuka kala itu.

Selain ICMI dan Pekan Humor Indonesia, di tahun 1992 Gus Dur merayakan hari ulang tahun NU yang ke-66 di Jakarta secara besar-besaran. Dengan tegas Gus Dur menjelaskan HUT NU merupakan bentuk kampanye untuk menebang sektarianisme yang dilakukan pemerintah Orde Baru.

Untuk informasi, Tadarus Pemikiran GUSDURian Ciputat kembali akan diselenggarakan pada Jum’at 26 Agustus mendatang, dengan mengangkat tema “Gus Dur dan Post-Reformasi”.

Penggerak Komunitas GUSDURian Ciputat, Tangerang Selatan.