Peningkatan Kreativitas Tulisan melalui Kelas Copy Writing di TUNAS GUSDURian

Kegiatan Tunas (temu nasional) 2022 oleh Jaringan GUSDURian yang dilaksanakan pada tanggal 14-16 Oktober 2022 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jawa Timur yang dihadiri kurang lebih 1300-an peserta dari berbagai komunitas dan mitra Jaringan GUSDURian se-Indonesia. Kegiatan ini diawali dengan ziarah ke makam KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur.

Temu nasional tahun ini mengangkat tema “Menguatkan Integritas Gerakan, Meneguhkan Spirit Kebangsaan” untuk kembali memunculkan GUSDURian di ufuk setelah gerakan jaringan agak mandek akibat Pandemi Covid-19. Salah satu rangkaian dalam TUNAS GUSDURian 2022 kali ini adalah Kelas Berbagi Inspirasi (KBI), salah satunya KelasMenulis Kreatif atau Copy Writing.

Kelas Menulis Kreatif ini diawali sedikit pengantar terkait kenapa kelas ini perlu diadakan. Menurut fasilitator kelas, Rofi mengatakan bahwa kelas menulis kreatif ini diadakan untuk lebih bisa menghasilkan langkah nyata terkait kepenulisan terkhusus wacana-wacana yang lebih kreatif lagi untuk memperkaya genre tulisan para penggerak, khususnya para kontributor. Kegiatan ini dihadiri sekitar 20-an peserta komunitas dari berbagai daerah.

Kelas menulis ini dibawakan langsung oleh Autad an-Nasser, redaktur Alif.id. Autad mengawali materinya dengan pertanyaan: Bagaimana cara menulis yang kreatif?

“Cara menghasilkan tulisan yang kreatif, kita harus memperkuat literasi serta memperbanyak diskusi untuk memperluas sudut pandang kita agar isi tulisannya lebih variatif dan yang terpenting ialah untuk menambah perbendaharaan kata,” terang Autad.

Hal ini, menurut pemateri, sangat penting mengingat kualitas isi suatu tulisan mesti punya kekuatan preferensi yang mumpuni agar lebih ilmiah namun dengan bahasa yang receh (ringan), serta mudah untuk dipahami oleh pembaca.

Pemateri juga menyarankan kiat menjadi penulis yang kreatif adalah dengan mencari teman diskusi atau mentor. Selain itu, penulis yang kita idolakan bisa kita jadikan motivasi untuk memperbanyak kuantitas tulisan.

“Teman diskusi kita nantinya akan menjadi reviewer yang akan memberikan saran serta kritikan terhadap tulisan kita, sehingga kita lebih bisa terbuka lagi terhadap kekurangan yang ada dalam tulisan kita,” tutur Autad. Hal ini, bagi pemateri, agar tulisan yang akan kita muat dalam media bisa lebih mudah dicerna oleh orang lain, serta tentu akan lebih memotivasi kita untuk giat menulis untuk mengetahui karakter tulisan kita.

Pria yang akrab disapa Kak Au itu juga menyampaikan materi terkait ciri-ciri tulisan yang baik, sehingga ketika kita ingin memuat tulisan di media bisa langsung diterima atau diterbitkan, baik itu platform media elektronik maupun media fisik seperti koran dan sebagainya.

“Tulisan yang baik adalah mesti menggunakan bahasa atau penempatan kata per kata sesuai dengan EYD, seperti tanda bacanya dan lain sebagainya,” tuturnya.

Terakhir, yang disampaikan pemateri dalam kelas menulis kali ini yakni bagaimana kita sebagai penulis harus mampu menentukan segmentasi pembaca serta penambahan data atau referensi.

“Dalam setiap tulisan yang kita muat, kita harus mampu melihat kepada siapa tulisan ini ditujukan. Apakah ia menyasar pembaca yang dari kalangan akademisi, sastrawan, atau kalangan anak muda milenial. Sebab kejelasan segmentasi tulisan kita akan mampu menghasilkan tulisan yang lebih rapi serta fokus pada apa yang kita sampaikan sesuai dengan tema yang telah ditentukan,” pungkas Autad.

Kesimpulan Kelas Menulis Kreatif dalam rangkaian TUNAS 2022 kali ini diakhiri dengan closing statement oleh pemateri dengan kalimat, “Sabar adalah kunci dalam kesuksesan menulis”. Bahwa dalam menulis tentu membutuhkan banyak kesabaran, sebab menjadi penulis yang baik butuh proses yang serius dan ketekunan serta keikhlasan.

Penggerak Komunitas GUSDURian Bone, Sulawesi Selatan.