Setelah jeda beberapa waktu sebab rangkaian acara Haul Gus Dur dan libur Ramadan, GUSDURian Yogyakarta kembali menggelar Cangkrukan Gus Dur pada Jumat, 3 Juni 2023 di Pendopo GUSDURian, Yogyakarta. Acara cangkrukan Gus Dur ini berlangsung sejak pukul 16.00 hingga 18.00 WIB dengan mengangkat tema “politik” sebagai tema besar di bulan Juni ini. Cangkrukan Gus Dur sendiri rutin dilaksanakan setiap minggunya pada Jumat sore.
Cangkrukan Gus Dur juga merupakan salah satu kegiatan diskusi yang membahas tulisan-tulisan Gus Dur dengan beragam tema yang diinisiasi oleh Tim PSDM GUSDURian Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk memperkuat perspektif kita sebagai anak muda agar lebih mengenal pemikiran dan gagasan Gus Dur yang luar biasa melalui tulisan-tulisannya yang ditinggalkan.
Pada edisi cangkrukan kali ini membahas tulisan Gus Dur dengan judul Asas Kebangsaan dan Ambisi Politik yang diterbitkan Koran Sindo di tahun 2007 silam. Firda Ainun dari GUSDURian Yogyakarta menjadi pemantik dan didampingi oleh Fairuz Riski dari UIN Sunan Kalijaga sebagai moderator. Sebagaimana biasanya, diskusi diawali dengan refleksi masing-masing peserta atas tulisan Gus Dur. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat insight dan pemahaman masing-masing peserta dari tulisan tersebut.
“…Di mana makna kebangsaan Soekarno banyak dimaknai dan ditafsirkan dengan banyak makna. Hal itu kemudian dijadikan alat oleh partai politik untuk naik parlemen. Selain itu, pemaknaan atas asas kebangsaan yang berbeda-beda juga yang membuat pemahaman atas situasi demokrasi kita berbeda-beda…” ungkap Ainun menanggapi pemahaman para peserta atas tulisan Gus Dur.
Ainun menambahkan bahwasanya saat ini seakan-akan partai politik tidak memiliki ideologi atau idealisme. Hal ini pun langsung mendapat tanggapan dari peserta, “Partai politik bukan tidak memiliki ideologi, terutama dalam kaderisasinya. Namun, kadang ideologi itu dikesampingkan pada saat berhadapan dengan kepentingan,” pungkas Aziz.
Diskusi sore itu berlangsung dengan seru mengingat isu politik beberapa waktu terakhir sedang hangat menjadi perbincangan publik, terutama menjelang tahun politik 2024 ini. Karena tidak dipungkiri, dalam tulisan Gus Dur yang didiskusikan dibuka dengan bahasan partai politik yang memang konteks saat itu sedang berkembangnya partai-partai politik.
Pada sesi terakhir, Ainun dan Wasil dari GUSDURian Yogyakarta kembali menekankan bahwasanya GUSDURian Yogyakarta tidak ada niat atau tujuan untuk mengarahkan peserta pada sikap politik tertentu. Namun lebih dari itu, diskusi dengan tema politik ini lebih kepada penyadaran secara penuh atas sikap politik yang akan diambil ke depannya. Sebab, diketahui bersama bahwasanya Jaringan GUSDURian menolak berpartisipasi dalam politik praktis.