GUSDURian Yogyakarta Gelar Cangkrukan Pemikiran Gus Dur Edisi Juli, Angkat Hak Asasi Manusia sebagai Tema Besar

Jumat, 7 Juli 2023 Komunitas GUSDURian Yogyakarta menggelar Cangkrukan Pemikiran Gus Dur pertama pada edisi bulan Juli dengan topik ideologi, perikemanusiaan, dan kemanusiaan di Pendopo Seknas GUSDURian. Secara umum, Cangkrukan Pemikiran Gus Dur untuk edisi bulan Juli sendiri mengangkat hak asasi manusia sebagai tema besar.

Pemantik diskusi ini adalah Moh. Rivaldi Abdul, seorang kandidat Doktor IIS di UIN Sunan Kalijaga dan dipandu oleh Delima Purnamasari sebagai moderator, yang juga seorang mahasiswi dari UIN Sunan Kalijaga. Adapun dari peserta sendiri umumnya mahasiswa yang berasal dari beragam perguruan tinggi di Yogyakarta.

Sebagaimana pertemuan-pertemuan sebelumnya, diskusi Cangkrukan Pemikiran Gus Dur selalu diawali dengan perkenalan singkat masing-masing peserta beserta review atas tulisan Gus Dur terkait topik diskusi saat itu.

Salah satu peserta yang juga merupakan GUSDURian Yogyakarta, Hamada Hafidzu menyampaikan review yang menarik, sebab menghubungkan tulisan Gus Dur tentang Forum Demokrasi dengan topik buku 7 Habits karangan Stephen R. Covey yang secara umum membahas 7 paradigma efektif yang dapat memengaruhi hidup seseorang, salah satunya adalah lingkaran pengaruh.

“Gus Dur melihat ketika lingkaran pengaruh kita belum banyak, kita jangan gegabah dulu dan fokus memperbesar lingkaran pengaruh terlebih dahulu,” ujar Hafi. Saat itu faktanya memang Fordem (Forum Demokrasi) yang diketuai oleh Gus Dur memang belum memiliki lingkaran pengaruh yang kuat di lingkungan masyarakat.

Moh. Rivaldi Abdul sebagai pemantik berkata, “Sebenarnya tulisan ini (tulisan Gus Dur yang menjadi topik diskusi) adalah membahas kemanusiaan. Di mana, kata ‘kemanusiaan’ sendiri dalam tulisan ini hanya disebut satu kali,” ungkapnya di awal paparan. Menurut Rivaldi, Gus Dur tidak menginginkan demokrasi yang berasal dari polarisasi tertentu.

Selain itu, lanjut Rivaldi, “Bagi Gus Dur demokrasi harus dilandaskan oleh persamaan antarwarga negara yang diikat oleh undang-undang. Di mana, persamaan ini juga yang mengikat kemanusiaan”.

Menurut Rivaldi, Gus Dur pun memiliki ideologi sendiri, tetapi hal itu tidak lantas membuat Gus Dur membenci dan memusuhi orang-orang yang berbeda ideologi dengannya. Sikap seperti inilah sebagai modal utama dalam demokrasi kita yang memberi ruang pada perikemanusiaan.

Penggerak Komunitas GUSDURian Jogja.