KEDIRI – GUSDURian Mojokutho Pare menggelar acara RUKUN (Rumah Kerukunan) Berbudaya di Pendopo Garasi UMKM Pare. Acara yang diikuti oleh siswa-siswi SMA & SMK se-Kecamatan Pare tersebut digelar mulai pukul 09.00-16.00 WIB pada Sabtu, 21 Oktober 2023.
Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi SMA dan SMK se-Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Beberapa sekolah yang mendelegasikan lima orang siswa-siswinya yaitu SMK Muhammadiyah Pare, SMA Dharmawanita, dan SMK Palapa Pare. Setiap delegasi tersebut direkomendasikan oleh UPT Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri.
RUKUN Berbudaya adalah forum diskusi interaktif yang diadakan oleh Komunitas GUSDURian Mojokutho Pare yang bertujuan untuk mengakselerasi program Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia untuk mewujudkan 2023 sebagai tahun kerukunan umat beragama.
Hal ini dilakukan dengan membuat gerakan kampanye kerukunan antarumat beragama dengan melibatkan generasi muda, membentuk generasi muda kreatif, beretika Nusantara, dan menjadi pelaku beragam seni budaya Indonesia. Forum ini juga menjadi ruang berdiskusi dan wadah belajar secara demokratis untuk memberi wawasan dan rumah kerukunan untuk semua lapisan masyarakat khususnya pemuda.
Selain itu, RUKUN Berbudaya adalah inisiatif yang dirancang secara sistematis dan berkelanjutan oleh Komunitas GUSDURian Mojokutho Pare untuk mengkampanyekan nilai-nilai ke-Indonesia-an dan kebhinekaan, khususnya antarumat beragama.
Kegiatan RUKUN Berbudaya yang pertama ini dihadiri oleh Dodi Purwanto selaku Ketua DPRD Kabupaten Kediri, Imam Maliki selaku Presidium GUSDURian Jawa Timur, dan dipandu Arwina selaku Koordinator Bidang Pendidikan GUSDURian Mojokutho Pare sebagai moderator. Acara dibuka pada 10.00 WIB setelah ice breaking yang dimulai pra-acara sejak pukul 09.00 WIB. Acara pembukaan diawali dengan membaca do’a menurut keyakinan masing-masing kemudian menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
“Melalui RUKUN Berbudaya ini, saya sangat berharap kepada teman-teman pemuda yang sangat berpotensi ini dapat menjadi penggerak kerukunan umat beragama untuk lingkungan sekitar kalian. Di sini adalah forum bebas berekspresi dan demokratis. Teman-teman sangat diperbolehkan mengekspresikan diri sesuai potensi kalian. Untuk yang suka menulis, yang suka kesenian, yang suka berkarya di media, di sini banyak fasilitator yang menyediakan,” ungkap Anugerah Yunianto alias Antok Mbeller, Koordinator GUSDURian Mojokutho Pare dalam sambutannya.
“Sebagai pemuda, kita harus menjadi pemuda yang berdampak. Berdampak itu tidak hanya melalui mengikuti kegiatan bakti sosial. Tapi kita harus memulai dari diri sendiri dan berdampak untuk lingkungan terkecil di sekitar kita. Contohnya, kita bertanggung jawab kepada diri sendiri seperti disiplin, bangun pagi, datang tepat waktu, konsisten terhadap aktivitas sehari-hari. Ini adalah contoh beberapa hal kecil yang berdampak untuk diri kita,” ungkap Arwina.
Dodi Purwanto menyampaikan, “Indonesia memiliki 17.500 pulau, 700 lebih bahasa daerah, dan 6 agama yang diakui, dan keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia harus tetap dijaga. Kita harus menjaga kerukunan antarumat, antarsuku bangsa, dan menjaganya dari perpecahan. Dari 17.500 pulau tersebut hanya Pancasila yang bisa mempersatukan kita bersama. Penjajahan saat ini tidak hanya melalui senjata lagi. Penjajahan bisa secara ekonomi, budaya, dan ideologi,” tegasnya.
Kemudian Imam Maliki menambahkan, “Dalam ideologi Pancasila, negara kita adalah negara beragama, bukan negara agama. Agama di Indonesia sendiri ada 6 dan mengajarkan nilai-nilai yang luhur. Nilai-nilai luhur diajarkan oleh semua agama. Oleh karena itu kita berkomitmen bersama untuk menjaga nilai-nilai luhur tersebut supaya dapat tetap rukun,” tutupnya.
RUKUN Berbudaya ditutup pada pukul 16.00 dan diakhiri sesi foto bersama dan ramah tamah para siswa siswi dengan pemantik dan Komunitas GUSDURian Pare. Semoga ke depannya, kegiatan ini dapat menjadi gerakan positif dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Indonesia.