MAKASSAR – POJOK GUSDURian Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar kembali menghidupkan kajian dan diskusi bersama membahas isu internasional yang masih hangat, yakni mengenai konflik Palestina-Israel. Diskusi yang berlangsung di Pelataran Masjid Umar Bin Khattab ini mengangkat tema “Gus Dur Dalam Upaya Penyelesaian Konflik Palestina-Israel”.
Penggerak Pojok GUSDURian UMI menghadirkan narasumber dari United For Peace (Koordinator Periode 2023) yang sekaligus saat ini menjabat sebagai Staf Divisi Advokasi Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulawesi Selatan, yaitu Sabhadin.
Pembahasan dimulai dengan bercerita tentang awal mula sejarah berlangsungnya konflik tersebut: dari bagaimana permulaannya hingga bagaimana perkembangannya saat ini. Dirinya juga bercerita bahwasanya konflik yang ada di sana bukanlah konflik berbasis agama, namun konflik politik global yang sangat kompleks. Menurutnya, dalam sejarah perkembangannya beberapa negara secara internasional merespons hal tersebut.
“Segala hal (resolusi konflik) telah diupayakan, dari cara konfrontatif hingga diplomatif, namun sampai saat ini belum ada hasil yang maksimal akan hal tersebut,” ujar Sabhadin.
Selain membahas sejarah munculnya konflik internasional tersebut, dirinya juga membahas konflik domestik yang berada di Israel dan Palestina itu sendiri. Seperti terjadinya perpecahan atau perbedaan pendapat di tubuh Israel, yaitu beberapa Yahudi mengecam tindak kekerasan yang dilakukan kelompok politik Zionis. Begitupun di Palestina, ada perbedaan pendapat antara dua kelompok, yakni antara Fatah dan Hamas. Kelompok Fatah yang lebih memilih jalur diplomatif tidak sependapat dengan metode konfrontatif yang dilakukan oleh kelompok Hamas.
“Jadi, peristiwa belakangan ini yang terjadi adalah hasil gerakan Hamas. Itu bukan representasi dari seluruh rakyat Palestina. Ada pula yang tidak setuju akan hal tersebut,” lanjutnya.
Setelah pembahasan mengenai latar belakang terjadinya konflik dan lain sebagainya, forum diskusi pun lanjut membahas mengenai bagaimana pandangan nilai-nilai Gus Dur terhadap hal tersebut, Sebelumnya pada saat Gus Dur masih hidup ia melakukan upaya pendekatan diplomasi dan diplomasi yang dilakukan oleh Gus Dur ialah diplomasi kedua pihak, baik Palestina maupun Israel.
Presiden RI ke-4 tersebut mengupayakan penyelesaian konflik tidak hanya terbuka pada satu pihak saja, namun harus mendengarkan segala pihak. Menurut Gus Dur, “Menghindari semaksimal mungkin pertumpahan darah ialah hal yang diutamakan, karena ini menyangkut kemanusiaan. Tujuan utama politik ialah kemanusiaan.”
Forum yang dihadiri beberapa kalangan tersebut dan berlangsung pada sore hari itu pun berjalan dengan lancar, aktif, dan komunikatif.