Social Media

GUSDURian Serang Gelar Buka Bersama Lintas Agama dan Berbagi Takjil kepada Sesama

SERANG – Tak terasa bulan Ramadan kembali kita rasakan dengan penuh suka cita. Seperti biasa, Komunitas GUSDURian Serang kembali mengadakan acara “Buka Bersama Lintas Agama dan Berbagi Takjil” yang diselenggarakan di Pura Eka Wira Anatha, Sabtu (30/03/24).

Pada kegiatan program tahunan ini GUSDURian Serang mengajak FOKAPELA (Forum Kerukunan Pemuda Lintas agama) untuk berkolaborasi memeriahkan buka bersama lintas agama di bulan Ramadan ini.

Pada pukul 15.00 WIB panitia berkumpul untuk membagikan takjil sebanyak 100 box kepada masyarakat sekitar. Targetnya adalah tukang becak, pemulung, dan pengemis yang ada di sekitar alun-alun Kota Serang.

Setelah semua takjil dibagikan, sekitar jam 16.00 panitia langsung menuju Pura Eka Wira Anantha untuk mempersiapkan acara buka bersama.

Pada jam 17.00 acara sharing session yang bertema “Memaknai Puasa Menurut Perspektif Semua Agama” telah dimulai dan dipandu oleh Gasa Pemuda GKI Kota Serang. Ada sekitar 60 peserta yang hadir dari berbagai organisasi, komunitas, dan mahasiswa dari beberapa kampus yang ada di Kota Serang.

Ada lima narasumber yang hadir. Pertama Salomo mewakili agama Kristen, kedua Yonatan mewakili dari Katolik, ketiga Nita Andriani dari Muslim, keempat Gading dari Hindu, dan terakhir ada Maya dari Agama Buddha.

Semua narasumber memaparkan tata cara puasa dan maknanya sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing.

Yonatan selaku umat Katolik menyampaikan bahwa jika di Islam puasa itu full tidak makan dan minum seharian, maka di Katolik sedikit berbeda, yaitu puasanya hanya menahan diri dari sesuatu yang disukai saja.

“Di Katolik juga ada ritual puasa yang dilakukan pra-paskah, tapi tidak full meninggalkan makan dan minum seperti Islam. Kita hanya berpuasa dari hal-hal yang amat kita sukai saja,” ungkap Yonatan.

Sementara Gading dari agama Hindu mengungkapkan bahwa makna puasa tidak sekedar menghindari makan dan minum saja, akan tetapi juga menahan hawa nafsu.

“Kalau di Hindu, agama kami memaknai puasa tidak hanya sekedar tidak makan dan minum, tetapi juga kita diajarkan untuk bisa menahan hawa nafsu juga,” terang Gading.

Nita Andriani selaku umat Islam menerangkan bahwa ada tiga tujuan puasa dalam Islam. Pertama untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, kedua meningkatkan rasa persaudaraan kepada sesama manusia, ketiga agar kita memanjatkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah beri.

Begitu pun Buddha dan Kristen. Semua agama menjelaskan bahwa puasa itu merupakan ritual yang diperintahkan oleh agama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan cara menundukkan hawa nafsu, dan memperbanyak amal baik. Hanya tata cara dan ketentuannya saja yang berbeda-beda.

Satu jam berlalu acara sharing session pun selesai, tibalah azan maghrib, panitia membagikan takjil dan nasi kotak kepada semua peserta yang hadir untuk buka puasa bersama.

Penggerak Komunitas GUSDURian Banten.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *