Peringatan Harlah Gus Dur oleh Komunitas GUSDURian Digelar di 52 Titik se-Indonesia

Peringatan hari lahir (Harlah) Gus Dur digelar sepanjang Agustus hingga September 2024. Sebanyak 52 komunitas GUSDURian di seluruh Indonesia merayakan gagasan dan warisan pemikiran Gus Dur melalui berbagai kegiatan inspiratif. Di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, ribuan pegiat GUSDURian berkumpul memperingati sosok yang dikenal sebagai Bapak Pluralisme Indonesia tersebut.

Serangkaian kegiatan diadakan untuk menghidupkan kembali pemikiran Gus Dur, mulai dari bedah buku, diskusi pemikiran, hingga Gus Dur Memorial Lecture. Di berbagai titik, komunitas juga menggelar mimbar bebas, aksi sosial donor darah, dan pelatihan bagi content creator. Semua ini adalah wujud komitmen untuk menjaga semangat keberagaman, kemanusiaan, dan perdamaian yang selalu diperjuangkan Gus Dur.

“Harlah ini lebih fokus pada menggali pemikiran Gus Dur. Bukan untuk memuji-muji Gus Dur, melainkan untuk mengkaji gagasan Gus Dur yang relevan untuk konteks hari ini. Peringatan Harlah Gus Dur ini sudah terselenggara di 52 titik di Indonesia,” papar Nur Solikhin, staf Divisi Jaringan dan Advokasi Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian.

Adapun beberapa acara yang berhasil digelar di antaranya diskusi GUSDURian Kabupaten Gorontalo yang menyoroti eksploitasi alam di Sulawesi, GUSDURian Serang yang mengadakan pelatihan menulis di vihara untuk berbagai kalangan, serta GUSDURian Bandung dan GUSDURian Pasuruan yang menyoroti degradasi demokrasi dengan mengadakan bedah buku kumpulan tulisan Gus Dur berjudul Demokrasi Seolah-olah.

“Komunitas GUSDURian di berbagai daerah menangkap bahwa buku ini menjadi penting untuk dibedah sebagai upaya melihat situasi demokrasi. Dalam praktiknya apakah sudah substansial atau hanya seolah-olah demokrasi saja?” tutur Khoridatul Bahiyyah, salah satu penggerak GUSDURian Pasuruan.

Dalam setiap peringatan harlah Gus Dur yang diadakan komunitas GUSDURian, berbagai elemen juga selalu dilibatkan, baik sebagai penyelenggara maupun peserta. Sebagai contoh, diskusi masalah lingkungan yang diadakan GUSDURian Kabupaten Gorontalo menggandeng komunitas mapala, pelatihan menulis GUSDURian Serang mengundang berbagai elemen lintas iman di wilayah Banten, atau acara donor darah dan cek kesehatan yang diadakan GUSDURian Yogyakarta yang melibatkan masyarakat setempat.

“Acara harlah ini bukan sekadar memperingati hari lahir Gus Dur. Lebih dari itu semua, Gus Dur telah meneladani kita bahwa kemanusiaan di atas segalanya,” ungkap Najma Alya Jasmine, salah satu penggerak GUSDURian Yogyakarta.

Sementara itu, peringatan harlah Gus Dur yang bekerja sama dengan kampus dalam acara Gus Dur Memorial Lecture telah terselenggara di enam titik, yaitu IAIN Manado, UIN Pekalongan, UIN KHAS Jember, Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri (STAKatN) Pontianak, IAIN Kediri Universitas Yudharta Pasuruan, dan IAIN Ponorogo. Beberapa narasumber seperti murid, sahabat, dan keluarga Gus Dur juga diundang untuk mengisi acara bersama perwakilan sivitas akademika dari kampus masing-masing.

“Kegiatan ini penting sebagai sarana menggali pemikiran, khususnya di ranah sivitas akademika,” ujar Jay Akhmad, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *