PALOPO – Komunitas GUSDURian Palopo menggelar diskusi publik terkait pengelolaan sampah Kota Palopo di Suladwipa Coffee, Jalan Bakau, Balandai, Kota Palopo, Sulawesi Selatan pada minggu malam (15/12/2024).
Diskusi dengan tema “Tidak Ada yang Abadi Kecuali Sampah!” ini merupakan bagian dari peringatan haul ke-15 Gus Dur tahun ini. Diskusi membincangkan terkait pengelolaan sampah bersama dua pembicara yang bersinggungan langsung dengan pengelolaan sampah di Kota Palopo, yaitu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo yang diwakili oleh Hasfi dan Direktur Yayasan Bumi Sawerigading Abdul Malik Shaleh.
Diskusi dimulai dengan tahlilan, membaca surat yasin, sholawat lalu mendoakan dan membacakan Alfatihah untuk Gus Dur. Diskusi ini dipandu langsung oleh Koordinator Komunitas GUSDURian Palopo Effendi Abdurrahman.
Hasfi menjelaskan, dalam Dinas Lingkungan Hidup kota Palopo ada bidang yang mengurusi pengelolaan sampah dan limbah B3. Bidang inilah yang menyediakan sarana dan prasarana mulai dari kebutuhan petugas kebersihan seperti baju pelindung yang digunakan saat bertugas, sepatu bot, masker, sarung tangan, hingga mengadakan kontainer tempat pembuangan sampah di delapan titik di Kota Palopo.
“Dasar hukum terkait sampah ada dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,” ungkapnya.
Lebih lanjut lagi Hasfi memaparkan penyebab sampah di beberapa titik tempat pembuangan sampah itu mengalami penumpukan hingga pembusukan yang mengganggu warga sekitar. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh kurangnya kendaraan pengangkutan sampah dan tenaga kebersihan.
“Hanya ada enam kendaraan pengangkut sampah (armada) dan ini tidak sesuai dengan delapan titik pembuangan sampah yang ada di Kota Palopo, serta jarak Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang tidak dekat menjadi penyebab penumpukan sampah yang busuk,” lanjutnya.
Hasfi menambahkan bahwa untuk mengadakan kendaraan pengangkutan sampah itu membutuhkan proses yang sangat lama.
Sementara itu, Direktur Yayasan Bumi Sawerigading Abdul Malik Shaleh memaparkan kontribusi yang telah dilakukan oleh Simpul Pelajar Mapaccing dalam pengelolaan sampah di level rumah tangga yaitu memfasilitasi untuk mengelolah secara mandiri sampah organik dan non-organik di rumah.
“Pada Oktober 2023 lalu ada kunjungan belajar dari SMAIT Insan Madani Palopo, dalam Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di bank sampah Baruga Yayasan Bumi Sawerigading. Melalui yayasan ini saya melibatkan pemuda-pemuda untuk terlibat langsung dalam mengatasi masalah sampah yang ada di Kota Palopo,” paparnya.
Harapannya, semua peserta yang hadir sebagai warga Palopo bisa turut andil menjadi penggerak dalam mengatasi sampah. Hal itu bisa dimulai dari memilah sampah organik dan non-organik ketika akan membuangnya ke tempat pembuangan sampah, membiasakan untuk tidak mengonsumsi yang tidak dibutuhkan, mengurangi mengonsumsi makanan yang kemasannya tidak dapat didaur ulang, hingga mengelola secara mandiri sampah harian yang dihasilkan, misalnya sampah organik dibuat kompos untuk tanaman dan non-organik khususnya sampah plastik dibuat menjadi ecobrick. Aksi sederhana ini adalah bagian dari menjaga lingkungan hidup.