Raih Gelar Doktor, Senior Advisor Jaringan GUSDURian Hakim Jayli Gagas Green Halal Tourism

MALANG – Senior Advisor Jaringan GUSDURian, Ahmad Hakim Jayli berhasil meraih gelar doktor. Hal itu usai mempertahankan disertasinya yang mengulas pengembangan pariwisata halal yang akhirnya menemukan konsep Green Halal Tourism. Sidang tersebut dipusatkan di Hall Lantai 3 Gedung A Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang, Rabu (08/01/2025).

Pada sidang promosi doktor Program Studi Ilmu Lingkungan itu, ia mengangkat judul disertasi “Konsep Pariwisata Halal untuk Konservasi Lingkungan dan Pengembangan Industri Berkelanjutan di Indonesia Studi Kawasan Wisata Tretes Pasuruan”.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Timur itu menjelaskan, bahwa Pariwisata Halal atau Halal Tourism sebagai layanan pariwisata minat khusus yang bertumpu pada nilai etika keagamaan, mestinya harus dibangun dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan pencegahan kerusakan lingkungan.

“Namun dalam kenyataannya, ada kesenjangan antara aspek ekonomi pariwisata dan aspek pelestarian lingkungan. Sebagaimana terjadi pada praktik Pariwisata Massal (Mass Tourism) selama ini,” ujarnya di awal presentasi dalam sidang promosi doktor tersebut.

“Karena halal merupakan bagian dari nilai Islam, maka atribusi pada Halal Tourism semestinya tidak boleh melanggar prinsip Islam tentang tugas manusia sebagai khalifah, untuk pelestarian bumi dan lingkungan,” lanjut pria yang juga menjabat sebagai Direktur TV9 Nusantara itu.

Mantan Ketua Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan itu menyebutkan, kerangka nilai etika dari “Green Halal” sebagai kerangka spiritual yang bisa diinternalisasikan ke dalam kerangka konsep pariwisata ramah muslim (muslim friendly tourism). Kerangka spiritual yang dimaksud adalah motivasi keislaman sebagai dimensi ketauhidan, faith based needs and services sebagai dimensi syariat, dan islamic teachings sebagai dimensi akhlak atau ihsan.

“Nilai etika Green Halal merupakan pengembangan dari konsep besar pariwisata berkelanjutan yang mensyaratkan adanya keterpaduan antara aspek sosial melalui keterlibatan masyarakat lokal, aspek ekonomi melalui penerapan ekonomi hijau dan kesadaran berlingkungan melalui penggalian nilai etika Islam tentang lingkungan”.

Dirinya juga menyampaikan, kawasan Wisata Tretes sebagai destinasi wisata warisan Hindia Belanda saat ini mengalami penurunan popularitas. Di antaranya akibat stigma prostitusi terselubung dan kurangnya infrastruktur dan promosi. Padahal, Tretes memiliki kelebihan atas atraksi natural, kultural, sosial, dan bangunan yang menawarkan wisata alam, cuaca, dan lingkungan pegunungan.

“Bila di masa lalu, Tretes dikenal oleh masyarakat Eropa Belanda sebagai tujuan plezier unggulan, maka saat ini Tretes bisa ditawarkan sebagai salah satu destinasi Pariwisata Halal Dunia di Indonesia yang memiliki banyak peminat, khususnya wisatawan dari Timur Tengah,” tegas putra Almaghfurlah KH Muzakki Birrul Alim, Rais Syuriah PCNU Kab. Pasuruan.

Diketahui, ujian promosi doktor dipimpin Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana UB Dr. Nurul Badriyah. Sedangkan dewan penguji Prof. Rachmat Kriyantono, Dr. Fachrizal Afandi, Dr. Rita Parmawati dan Dr. Ramliyanto, SP. MP, serta penguji tamu Kepala Dinas PSDM provinsi Jawa Timur. Turut hadir tim promotor yang terdiri dari Prof. Luchman Hakim, Fadillah Putra Ph.D dan Dr. Sigit Prawoto.

Koordinator Komunitas Gitu Saja Kok Repot (KGSKR) GUSDURian Pasuruan. Dosen UNU Pasuruan. Ketua LTNNU PCNU Kabupaten Pasuruan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *