“Aku memberitakan kepadamu, sukacita yang besar, kita memiliki seorang Paus, Yang Mulia, Hamba Tuhan, Kardinal Robert Francis Prevost, yang memilih Leo XIV sebagai nama kepausannya,” demikian suara Protodiakon Kardinal Dominique Mamberti yang muncul dari balkon Basilika Santo Petrus, disambut gemuruh sukacita umat di lapangan Santo Petrus.
Umat Katolik dunia resmi memiliki seorang Paus baru, pada pukul 18:07 waktu Roma setelah munculnya asap putih dan pengumuman resmi dari Protodiakon Kardinal Dominique Mamberti pada pukul 19:13 waktu Roma. Kardinal Robert Francis Prevost OSA dari Chicago, Amerika, resmi menjadi paus yang ke-267 untuk menggembalakan umat Katolik seluruh dunia.
Saat tampil perdana dari balik balkon, Paus Leo XIV mengenakan pakaian sesuai dengan protokol kepausan: rochetto, mozzetta merah, salib dada emas, dan jubah kepausan merah dengan lambang Tahta Suci, yaitu tiara dan kunci-kunci yang terpisah, serta gambar empat penginjil.
Dalam pesan perdananya, Paus yang berusia 69 tahun ini menyampaikan salam damai dan sukacita untuk semua. Ia juga mengenang pendahulunya, Paus Fransiskus sebagai sosok yang lemah lembut. Ia menyampaikan di hadapan umat seluruh dunia untuk tetap bersatu “membangun jembatan, dengan dialog, dengan perjumpaan, yang menyatukan kita semua untuk menjadi satu umat yang selalu damai” – pesan yang mirip dan khas Paus Fransiskus – yang bisa menjadi tanda awal, bahwa arah kebijakan dan visi kepausan Leo XIV akan sejalan dengan Paus Fransiskus.
Setiap terjadi pemilihan Paus, dunia menanti dengan rasa ingin tahu yang tinggi akan nama yang dipilihnya. Nomen est omen, nama adalah tanda, dan di baliknya tersirat pesan moral, dan arah kebijakan Gereja di zaman kepemimpinannya.
Sebagai informasi, dalam tradisi Gereja Katolik, nama yang paling sering digunakan adalah: Yohanes (23), Gregorius dan Benediktus (16); dan Leo dan Clemens (14) dan Inosensius (13).
Paus Leo terakhir digunakan tahun 1878-1903 oleh Leo XIII yang wafat pada tahun 1903. Paus yang memiliki nama asli Vincenzo Gioacchino Raffaele Luigi Pecci ini punya keprihatinan besar pada masalah sosial. Ia adalah penulis ensiklik Rerum Novarum yang menjadi titik balik Gereja menuju ajaran sosial yang modern dan perhatiannya pada hak-hak pekerja dan keadilan sosial.
Pemilihan nama Leo XIV oleh Robert Francis Prevost bisa menjadi tanda bahwa ia akan kembali menghidupkan perhatian dari Paus Leo sebelumnya. Sebagaimana perhatian akan isu kontemporer dan permasalahan sosial dunia juga sudah digaungkan oleh Paus Fransiskus. Dalam terang demikian, Paus Leo XIV mau menekankan kesinambungan perhatiannya dan belajar dari para pendahulunya.
Paus Leo XIV adalah orang pertama Amerika yang menjadi Paus dalam Gereja Katolik, sama seperti Paus Fransiskus adalah orang Amerika Latin pertama. Paus Leo XIV tumbuh dari keluarga katolik yang taat, ayahnya berdarah Prancis dan Italia, Louis Marius Prevost dan ibunya Mildred Martinez yang berdarah Spanyol. Leo XIV memiliki dua saudara yaitu: Louis Martin dan John Joseph.
Selama masa kecil dan remajanya bersama keluarga, ia menempuh pendidikan di Seminari Menengah milik Para Imam Agustinian (Minor Seminary of the Augustinian Fathers). Ia adalah lulusan dari Universitas Villanova di Pennsylvania, tempat ia meraih gelar Sarjana Matematika pada tahun 1977 dan juga belajar filsafat.
Pada 1 September di tahun yang sama, ia memasuki novisiat Ordo Santo Augustinus (Order of Saint Augustine/O.S.A.) di Saint Louis, Chicago, dan mengucapkan kaul pertama pada 2 September 1978. Tiga tahun setelahnya, tepatnya pada 29 Agustus 1981, ia mengucapkan kaul kekal.
Ia kemudian menempuh pendidikan teologi di Catholic Theological Union di Chicago. Pada usia 27 tahun, ia dikirim oleh para atasannya ke Roma untuk belajar Hukum Kanonik di University of Saint Thomas Aquinas (Angelicum). Di Roma, ia ditahbiskan sebagai imam Agustinian pada 19 Juni 1982 di Kolese Augustinian Santo Monika.
Setelah ditahbiskan menjadi imam, dia banyak berkarya untuk kongregasinya, OSA sebagai misionaris. Ia pernah menjadi Superior Jendral OSA dan sekitar tahun 2003, dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin ordo, ia datang ke Sorong, Papua.
Paus Fransiskus resmi mengangkatnya menjadi Uskup Chilayo, Peru pada 26 September 2015. Sebelumnya Leo XIV sudah menjabat sebagai administrator di keuskupan yang sama pada 3 November 2014. Hampir dua dekade menjadi misionaris yang berkarya di Peru, memiliki kesamaan latar belakang dan perhatiaan dengan Paus Fransiskus dari Buenos Aires, Amerika Latin.
Pada tanggal 30 Januari 2023, Paus Fransiskus memanggilnya ke Roma, dan menunjuknya sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin. Lalu Paus Fransiskus mengangkatnya pada jabatan Kardinal Uskup pada tanggal 30 September 2023, yang membuatnya bisa mengikuti konklaf dan terpilih sebagai Paus dengan motto In illo Uno unum pada tanggal 8 Mei 2025.
Semoga Paus yang fasih berbicara beberapa bahasa ini, mampu menghidupkan motto dan pesan kesatuannya, menjadi obor untuk tetap menjaga kerukunan dan kedamaian seluruh alam semesta, sebagaimana sambutan perdananya yang ia lontarkan, “Saya juga ingin agar salam damai ini masuk ke dalam hatimu, menjangkau keluargamu, kepada semua orang, di mana pun mereka berada, kepada semua bangsa, kepada seluruh bumi.”