JEMBER – Penggerak GUSDURian Jember mengikuti Buka Puasa Bersama Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang diselenggarakan Yayasan Rukun Harapan dan Tanoker, yang didukung oleh Peace Leader dan Komunitas GUSDURian Jember, di Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember (14/03/2025).
Acara yang bertajuk “Pangkat dan jabatan belum tentu membuatmu bahagia, namun iman dan taqwa akan mengantarkanmu ke surga” ini tak hanya dihadiri para tokoh lintas agama, namun juga tokoh lintas etnis, perwakilan pemerintah, perwakilan organisasi perempuan, organisasi masyarakat sipil, kelompok difabel, serta masyarakat sekitar sekolah.
Tak ketinggalan, para siswa TK, SD, dan SMP Tiga Bahasa Rukun Harapan juga tampil menyambut kedatangan Ibu Sinta Nuriyah dengan penampilan sambutan selamat datang dengan bahasa Mandarin, kesenian musik Dagu, dan tarian Barongsai.
Pasca-pembacaan ayat Suci Al-Qur’an tiga bahasa oleh siswa-siswi SD Tiga Bahasa Rukun Harapan, Ibu Sinta Nuriyah berdialog dengan beberapa tukang becak. Selain menanyakan penghasilan hariannya, dirinya juga menanyakan kesehatan istri dan pendidikan anak-anak mereka. Ibu Sinta Nuriyah juga berpesan untuk terus mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan yang dilanjutkan dengan penyerahan bantuan.

Mengawali tausiah kebangsaannya, Ibu Sinta Nuriyah bertanya pada peserta latar belakang suku dan etnisnya. “Siapa yang orang Jawa? Siapa yang orang Madura? Siapa yang orang Sunda? Siapa yang orang Tionghoa? Siapa yang orang Batak? Siapa yang orang Minang? Siapa yang orang Banjar? Siapa yang orang Bali? Siapa yang orang Papua? Siapa yang orang Arab? Ada yang dari Amerika?” tanyanya pada seluruh peserta yang dengan angkat tangan bergantian.
Ibu Sinta Nuriyah kemudian mengingatkan, bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk yang memeluk berbagai agama dan kepercayaan.
“Siapa yang beragama Islam? Ada yang beragama Katolik? Ada yang beragama Protestan? Ada yang beragama Hindu? Ada yang beragama Buddha? Ada yang beragama Konghucu? Ada yang Ahmadiyah? Ada yang Muhammadiyah ada? Keduanya beda ya. Aliran Kepercayaan ada? Kejawen ada? Sunda Wiwitan ada nggak?” tanya beliau pada para peserta yang kembali disambut dengan angkat tangan antusias.

Ibu Sinta Nuriyah juga berpesan pada para peserta untuk menjaga kerukunan dan tidak memanfaatkan jabatannya untuk memecah belah bangsa. Dirinya menghimbau agar para peserta melaksanakan kejujuran di tengah puasa Ramadan dan terus menjaga spirit kejujuran tersebut sepanjang tahun.
Sarinah, ketua panitia acara, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan guna mengukuhkan semangat persaudaraan, kesatuan, dan merawat keberagaman bangsa Indonesia. “Untuk memperkokoh persaudaraan dan kesatuan bangsa dengan semangat kebersamaan. Acara ini menjadi wujud nyata dari upaya merawat keberagaman di Indonesia,” tuturnya.