SEMARANG – Alissa Wahid Bersama tokoh lintas agama kunjungi rumah kediaman Iko, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang meninggal selepas ikut aksi, pada Rabu (10/09/25).
Dalam konferensi pers usai kunjungan rumah duka, Alissa selaku Direktur Jaringan GUSDURian ini mengatakan mengunjungi Keluarga Iko untuk memberikan dukungan moril dan semangat bagi keluarga.
“Kami ingin memberikan dukungan moril, memberikan semangat dan menyambung tali asih, karena kita tahu pasti berat sekali bagi keluarga yang ditinggalkan, terutama juga karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ungkapnya.
Alissa menegaskan rentetan kejadian berdarah di bulan Agustus membutuhkan titik terang dan penting bagi keluarga dan masyarakat untuk tahu.
“Ada banyak sekali kejadian-kejadian yang menurut kami harus diperjelas duduk perkaranya sehingga keluarga dan masyarakat mendapatkan informasi seterang-terangnya,” tegasnya.
“Dan kalau memang ada hal-hal yang bisa kita perbaiki dalam sistem, ya kita perbaiki, begitu. Itulah yang menjadi tujuan dari kami bertemu keluarga (Iko),” ucap Alissa Wahid.
Putri sulung Gus Dur ini menyambangi keluarga Iko Juliant Junior di Semarang di tengah polemik kasus Iko yang masih belum menemui titik terang, meski kepolisian menyebutkan sebagai kecelakaan lalu lintas.
Alissa sapaanya, menyebutkan keluarga Iko saat dikunjungi masih sangat berduka. “Keluarga sangat terpukul, bahkan foto Iko masih di sana dan mereka masih terus mendoakan,” ujarnya.
Ia menyebut ayahnya, Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur akan melakukan hal yang sama bahkan lebih tegas jika menyangkut keadilan. “Jika Gus Dur masih hidup pasti akan melakukan hal yang sama bahkan akan berteriak lebih keras dibanding saya,” kenangnya
Pada kesempatan kunjungan dan konferensi pers hadir sejumlah nama dan tokoh, yaitu Koordinator Jaringan GUSDURian Alissa Wahid, Ketua Satgas Advokasi Demokrasi Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan GUSDURian Beka Ulung Hapsara, Anggota Satgas Advokasi Demokrasi Seknas Jaringan GUSDURian Yunantyo Adi Setyawan, Ketua Bidang Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni FH Unnes (PBH IKA FH Unnes) Ady Cesario, dan Tim Advokasi PBH IKA FH UNNES Naufal Sebastian.
Selain itu, hadir pula Persaudaraan Lintas Agama Semarang, di antaranya Koordinator Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Semarang Setyawan Budy, Sr. Priska, SDP (Provinsial Kongregasi Suster Penyelenggaraan Ilahi), Pdt. Aryanto Nugroho (Badan Pimpinan Pusat Gereja JAGI), Sr. Francis, PMY (Kongregasi Suster PMY), dan Pdt. Yermia Supra (Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional – Kota Semarang).









