Social Media

Author: Alissa Wahid

HomeAlissa Wahid
Alissa Wahid

Alissa Wahid

Koordinator Jaringan GUSDURian Nasional.

Pilkada serentak 2018 telah kita lewati dengan selamat walau banyak membawa kejutan. Yang jelas, 171 wilayah (provinsi dan kabupaten/kota) di Indonesia telah memiliki pemimpin baru. Lima tahun ke depan kita akan melihat berbagai jenis kepala pemerintahan daerah baru. Ada yang akan mendapatkan pemerintah dalam arti kata harfiahnya, yaitu mengelola diambil dari kata dasar to govern dalam government. Ada …

by

“Jadi, apa yang membuat bapak ibu bangga menjadi orang Poso?” Pertanyaan itu saya lontarkan kepada belasan pemuka agama di pinggir Danau Poso di Tentena. Institute Mosintuwu menjadi tuan rumah untuk diskusi menggali nilai-nilai kearifan masyarakat Poso itu, bagian dari serial kegiatan senada yang dilakukan Jaringan GUSDURian di berbagai kota. Para pemuka agama di Poso lalu …

by

”Bu, apakah kita sama sekali tidak boleh menyebut kata banci? Bagaimana kalau kita sedang harus berdiskusi tentang itu? Masak tidak boleh disebut sama sekali?” Demikian tanya anak saya yang berusia 10 tahun. Pertanyaan ini membuat saya berpikir panjang dan akhirnya menyampaikan cara pandang yang lebih lengkap untuknya: kata apa pun tidak boleh digunakan jika itikadnya …

by

Setiap kali memasuki periode percaturan kekuasaan lokal-nasional, Jaringan GUSDURian kerap ikut sibuk. Bukan karena terlibat perebutan kekuasaan yang terjadi dalam politik praktis, melainkan karena klaim bahwa GUSDURian mendukung calon A atau merapat kepada calon B. Keyakinan bahwa kepercayaan publik akan berdampak pada kerja-kerja penguatan masyarakat dalam jangka panjang membuat klarifikasi ini menjadi penting. Berulang kali …

by

Sebuah beduk besar yang indah menyita perhatian saya saat mengunjungi Masjid Jawa di Bangkok. Masjid yang didirikan pada tahun 1905 ini adalah masjid tinggalan para pemukim berdarah Jawa di Bangkok. Arsitekturnya menyerupai masjid-masjid Nusantara, begitu pun tradisi yang dihidupinya. Pak Abu, salah seorang pengelola masjid, mengisahkan bahwa beduk tersebut dibawa di tahun 1930-an. “Dulu juga …

by

Senin malam, 25 Pebruari 2012, saya membaca mention di Twitter tentang berita Cak Imin yang akan mendirikan monumen Gus Dur di Singkawang, Kalimantan. Kota yang banyak dihuni saudara sebangsa berdarah Tionghoa, yang tentu saja sangat menghormati Gus Dur. Walau saya mempertanyakan apakah kiranya sebagai orang yang substantif dan tidak suka seremoni, Bapak suka dibuatkan monumen; …

by