Social Media

Author: Lies Marcoes Natsir

HomeLies Marcoes Natsir
Lies Marcoes Natsir

Lies Marcoes Natsir

Antropolog. Peneliti senior untuk tema-tema keislaman dan pemberdayaan masyarakat. Kini aktif bergiat di lembaga penelitian Rumah Kita Bersama (Rumah KitaB).

Kontroversi “ceramah” Oki Setiana Dewi (OSD) meninggalkan beberapa catatan penting. Pertama, kesadaran tentang kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) telah “go public”. Begitu potongan ceramahnya mengudara, reaksi pun muncul, dari yang tipis-tipis sampai yang teoretis. Tak hanya perempuan yang ahli di bidangnya, tetapi para lelaki yang merasa dipermalukan. Ini sebuah capaian hebat. Ini sungguh …

by

Salah satu isu yang mencuat dari peristiwa pembakaran rumah ibadat di Sigi Sulawesi Tengah adalah soal definisi “Rumah Ibadah”. Pihak aparat menyatakan tidak ada pembakaran Gereja. Yang terbakar adalah sebuah “Pos Layanan”. Di lapangan, sebuah bangunan yang dikenali warga sebagai tempat ibadah salah satu kelompok dalam lingkungan gereja Kristen memang terbakar. Ini jelas bukan soal …

by

Sejak awal 2011, pakar terorisme, Sidney Jones, telah mengingatkan pentingnya mewaspadai potensi keterlibatan perempuan dalam aksi teror. Sampai saat ini kita masih menanti analisis para ahli terorisme untuk mengoperasionalkan analisis jender dalam membaca fenomena itu. Dengan cara itu, diharapkan analisisnya tak akan terjerembab ke dikotomi klasik: lelaki tertarik jihad karena bisa meningkatkan adrenalin maskulinitasnya, perempuan …

by

Alissa Wahid mengajak kita untuk jujur mengakui, teror bom di Makassar terkait dengan agama (Islam). Dengan pernyataan ini sekaligus ia menyanggah atau mengoreksi pendapat Presiden yang menegaskan teror tak ada hubungannya dengan agama. Presiden bicara di tataran normatif, sementara Alissa di ranah fakta- realitas. Pernyataan Alissa sangat fundamental. Sebab dengan pengakuan itu, meski pahit, kita …

by

Beberapa hari kemarin, jagat medsos sedikit ramai oleh poster iklan seminar “kiat sukses berpoligami”. Tak urung, iklan itu, mengundang belalak mata, bukan karena temanya tapi biayanya yang setara dengan 400 kg beras. Bayangkan, jika 20 orang saja yang ikut seminar, akan diraup 80 juta alias delapan ton beras! Para pemerhati kekerasan terhadap perempuan sempat saling melempar …

by