Social Media

Gandeng Jejaring Lintas Iman, GUSDURian Mamasa Selenggarakan Seminar Kebudayaan di Kegiatan 17-an

Komunitas GUSDURian Mamasa menyelenggarakan Seminar Kebudayaan dengan tema “Pemuda dan Perannya dalam Membangun Indonesia Rumah Bersama melalui Nilai-nilai Kebudayaan”. Acara tersebut digelar di Warkop Chiko, Kota Mamasa, Sulawesi Barat pada Minggu, 16 April 2023.

Seminar Kebudayaan ini merupakan bagian dari Gerakan 17-an yang diselenggarakan oleh berbagai komunitas GUSDURian di seluruh Indonesia. Dalam konteks Mamasa, kegiatan ini bertujuan untuk mengajak dan menjalin silaturahmi dengan semua pemuda lintas agama di Kabupaten Mamasa.

Terdapat sekitar 20 peserta dari berbagai organisasi dan agama yang terlibat dalam acara ini. Di antaranya adalah perwakilan dari Ansor Kabupaten Mamasa, remaja masjid Mamasa, penggerak GUSDURian Mamasa, Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Mamasa jemaat Ebenhaezer Kampung Baru. Sedangkan perwakilan dari Organisasi Orang Muda Katolik Mamasa dan Pemuda Penghayat Kepercayaan Mappurondo P.U.S yang turut diundang berhalangan hadir mengikuti acara.

Kegiatan tersebut diisi oleh seminar dari Pendeta Makmur Tore, M.Si, Teol dan dipandu oleh Sriwiwin, salah seorang penggerak GUSDURian Mamasa. Pendeta Makmur sendiri merupakan pendeta di Gereja Toraja Mamasa dan sekarang menjadi dosen di Sekolah Tinggi Teologi Mamasa.

Seminar Kebudayaan tersebut berjalan dengan lancar. Acara dimulai dengan sesi check in dan dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia kegiatan dan Koordinator GUSDURian Mamasa, Rio Nugrah. Setelah itu, kegiatan disambung dengan diskusi yang dipandu oleh moderator bersama dengan pemantik, Pendeta Makmur.

Dalam pemaparannya, Pendeta Makmur menyampaikan kondisi Kabupaten Mamasa yang selama ini terhindar dari konflik-konflik karena nilai-nilai kebudayaan yang dianut masyarakatnya.

“Nilai kebudayaan-kepemimpinan di Mamasa yang cenderung bersifat feminin telah membawa pengaruh harmonisasi dan membuat masyarakat Kabupaten Mamasa terhindar dari konflik-konflik agama,” ungkap Ketua Program Studi Teologi Sekolah Tinggi Teologi Mamasa tersebut.

Diskusi tersebut berlangsung alot dan para peserta begitu antusias. Mereka nampak menikmati berlangsungnya acara, hingga ada peserta yang beberapa kali berbicara sampai pada akhirnya moderator harus mengakhiri diskusi karena waktu yang sudah terlalu lama.

Beberapa peserta yang merasa terkesan dengan kegiatan ini mengungkapkan bahwa baru kali ini mereka mengikuti kegiatan yang bisa mempertemukan pemuda lintas iman yang dilaksanakan di Kabupaten Mamasa. Di akhir sesi, mereka mengucapkan terima kasih kepada GUSDURian Mamasa karena telah memfasilitasi forum tersebut.