Di TUNAS GUSDURian, Ning Nabilah Munsyarihah Berbagi Parenting ala Gus Dur

Nabilah Munsyarihah, Penulis Buku Anak-anak Gus Dur Membaca Dunia, berbagi kisah tentang pengasuhan orang tua KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yakni KH Abdul Wahid Hasyim dan Ibu Nyai Sholichah Munawwaroh. Ia menyebutnya sebagai ‘Parenting Ala Gus Dur’.

“Dengan melihat kembali bagaimana proses pengasuhan itu, kita akan menemukan beberapa hal yang masih sangat relevan untuk diteladani dalam pengasuhan di masa kini,” ungkapnya saat menjadi pembicara Kelas Inspirasi Parenting Ala Gus Dur di Temu Nasional (TUNAS) Jaringan GUSDURian 2022 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jum’at malam (14/10/2022).

Dirinya menyebutkan, ‘Keluarga Wahid’ merupakan salah satu keluarga pesantren yang awal memasukkan diri dalam gerbong modernitas. Ibu Nyai Sholichah menolak diminta kembali ke Jombang setelah wafatnya Kiai Wahid Hasyim.

“Ini menunjukkan bahwa Ibu Nyai Sholichah itu visioner. Mampu melihat trend kehidupan mendatang. Dilanjutkan oleh Gus Dur dengan membawa gerbong modernitas di dunia santri,” ujar Founder Penerbit Semesta Kreatif Alala itu.

Ning Nabilah, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa metode pengasuhan pendidikan agama yang diterima oleh Gus Dur tidak dimulai dengan menghafalkan, melainkan dengan keteladanan.

“Agama diajarkan kepada anak melalui perbuatan. Jadi nilai-nilai agama yang pertama diajarkan. Bahwa agama itu mengajarkan manusia untuk berbuat baik kepada sesama manusia,” imbuhnya.

Ia juga menceritakan, bahwa pengasuhan dengan keteladanan yang diterima oleh Gus Dur membuatnya memiliki sikap kritis dan etos belajar seumur hidup.

“Kiai Wahid suka membaca buku dan kitab ketika di rumah. Ketika Nyai Solihah menjadi kepala keluarga dan menjadi pedagang beras, ia selalu menyempatkan untuk membelikan buku bagi anak-anaknya,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan, karakter pengasuhan melalui keteladanan yang diterima Gus Dur itu meliputi sikap jujur, bebas pilih dengan bertanggung jawab, mandiri, egaliter, peduli, dan berani.

“Sebagai keturunan tokoh besar, Gus Dur diajarkan untuk tentang tanggungjawab yang besar dan membayar privilese yang melekat pada dirinya dengan mengabdi berjuang untuk masyarakat,” tandas Penulis Buku Anak-anak Kisah Ulama Pendiri Bangsa itu.

Diketahui, Kelas Inspirasi dalam TUNAS GUSDURian Tahun 2022 ini meliputi beberapa kelas. Yakni Kelas Moderasi Beragama, Kelas Pengelolaan Sampah dan Eco-Enzyme, Kelas Menangkal Hoax dan Ujaran Kebencian, Kelas Fundrising, Kelas Advokasi, Kelas Digital Content, Kelas Menulis Kreatif, serta Kelas Entrepreneurship.

Koordinator Komunitas Gitu Saja Kok Repot (KGSKR) GUSDURian Pasuruan. Dosen UNU Pasuruan. Ketua LTNNU PCNU Kabupaten Pasuruan.