Komunitas GUSDURian Yogyakarta berkolaborasi dengan PMKRI Yogyakarta dan Pemuda Karang Taruna Sorowajan sukses menggelar workshop pemanfaatan air hujan dengan slogan “Menadah Hujan, Meramu Kehidupan” bertempat di Pendopo Griya GUSDURian, Sorowajan, Yogyakarta, pada Sabtu (22/07/2023).
Turut hadir pula komunitas STUBE-HEMAT Yogyakarta, pemuda Karang Taruna Sorowajan, PMKRI Yogyakarta, GUSDURian Yogyakarta, serta beberapa mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta.
Pemilihan workshop ini berangkat dari masalah di beberapa daerah Indonesia yang umumnya sering terjadi kekeringan, salah satunya di daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Selain itu, juga mengingat bahwa kebutuhan air yang tinggi, yaitu masing-masing orang setidaknya minimal 60 liter dalam sehari dan dalam keadaan aman di kisaran 120 liter.
Melihat realitas kebutuhan air yang tidak sedikit setiap harinya, yang umumnya berangkat dari pengalaman peserta workshop dapat menjadi awal kesadaran, terlebih jika air yang dibutuhkan tersebut harus dibeli terlebih dahulu.
Menurut Trustha Rembaka, narasumber dalam workshop pengelolaan air hujan tersebut, workshop ini penting terutama di kalangan anak muda, sebab bisa jadi tidak menyadari bahwa air hujan adalah berkah Tuhan yang gratis dan bersih yang membuat kita umumnya tidak aware.
“Paling tidak menampung air hujan atau menggunakan air hujan sebagai konsumsi menjadi alternatif atau menjadi pilihan lain untuk memanfaatkannya,” ujar Trustha Rembaka.
Trustha juga berharap untuk anak-anak muda terutama di beberapa wilayah Indonesia yang situasi daerahnya sulit, paling tidak dari kegiatan ini dapat memberikan pencerahan bahwa ada satu cara baru yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan air. Di satu sisi hal itu dilakukan sebagai upaya rasa syukur kepada Tuhan, dan di sisi lain menjadi bahan edukasi untuk di daerah masing-masing yang dengan mudah dapat mulai dilakukan dari keluarga.
“Harapannya tidak berhenti di sini, tapi bisa menjadi praktik atau aktivitas di anak-anak muda dan mahasiswa yang dapat diawali mulai dari kos, keluarga, hingga lingkungan dan yang lebih luas selanjutnya,” tutup Trustha.