Dari Sumatera hingga Papua, Jaringan GUSDURian Peringati Hari Lahir Gus Dur melalui Serangkaian Acara dalam Sebulan

Sebagai seorang pemimpin besar, K.H Abdurrahman Wahid mempunyai mimpi besar tentang Indonesia masa depan. Baginya Indonesia yang dicita-citakannya sesungguhnya segaris dengan apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. Gus Dur mengidealkan Indonesia yang adil, makmur, plural (majemuk) tanpa diskriminasi. Gus Dur mempunyai impian mengenai masyarakat sipil yang kuat serta berkurangnya peran negara dalam banyak sektor. Saat menjadi presiden, hal-hal seperti ini ditunjukkan dalam berbagai kebijakannya.   

Cita-cita dan pemikiran Gus Dur mengenai Indonesia itu tentu masih sangat relevan untuk diperbincangkan kembali. Terutama saat ini ketika Indonesia masih terus berkutat dengan masalah-masalah seperti diskriminasi, meredupnya ruang demokrasi, dan melemahnya masyarakat sipil. Terlebih, saat ini Indonesia akan memasuki hajat politik yang cukup besar. Februari 2024 mendatang Indonesia akan mengadakan Pemilu Serentak – Pemilihan Umum untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan anggota badan legislatif daerah. Pada November 2024, Indonesia juga akan memilih gubernur di 38 provinsi dan walikota di 415 kotamadya dan 98 kota di seluruh negeri.  

Sebagaimana kita ketahui hampir seluruh hidup Gus Dur diabdikan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. Untuk mengenang sekaligus memberi makna pada kelahiran Gus Dur penting sekali untuk terus merawat nilai, pemikiran, dan keteladanan (NPK) Gus Dur. Selama ini warisan-warisan NPK Gus Dur sering kali relevan, terutama ketika bangsa Indonesia menghadapi masalah ketidakadilan hingga pelemahan kekuatan masyarakat sipil yang terjadi beberapa tahun belakangan ini. Apalagi bulan kelahiran Gus Dur ini beriringan dengan semangat peringatan kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus.  

Setiap tahunnya, Jaringan GUSDURian mengadakan peringatan hari lahir (harlah) Gus Dur pada 4 Agustus dan 7 September. Rujukan pada dua waktu ini dikarenakan kesalahan administratif yang terjadi ketika Presiden RI ke-4 tersebut lahir. Hingga kini dua tanggal itu “dipercaya” sebagai hari lahir Gus Dur. Tahun ini, peringatan tersebut berupa rangkaian acara yang dilakukan selama sekitar satu bulan, yaitu dimulai pada 4 Agustus 2023 dan diakhiri pada puncaknya di tanggal 7 September 2023.  

Jaringan GUSDURian adalah sebuah jejaring kerja yang berisi individu, lembaga, dan komunitas yang memiliki visi bersama untuk meneruskan nilai, pemikiran, dan keteladanan (NPK) Gus Dur. Mengambil momentum hari lahir (harlah) ini, Jaringan GUSDURian ingin menyebarkan NPK Gus Dur di kalangan akademisi, praktisi, dan masyarakat umum melalui berbagai rangkaian acara yang telah disusun. Melalui diseminasi gagasan ini, jaringan yang memiliki komunitas di lebih dari 150 kota tersebut juga akan mengampanyekan NPK Gus Dur melalui media sosial untuk menyasar generasi muda.  

Peringatan Harlah Gus Dur 2023 nantinya akan diselenggarakan di beberapa kota, baik daring maupun luring. Di antara rangkaian acara yang akan diselenggarakan Jaringan GUSDURian adalah Peluncuran GUSDURian Academy, Gus Dur Memorial Lecture, Kampanye 17-an, Gerakan 17-an berupa upacara 17 Agustus dan forum gagasan, hingga Agenda Komunitas yang meliputi bioskop rakyat, panggung rakyat, dan bakti sosial. Terdapat 96 titik penyelenggaraan peringatan harlah Gus Dur yang dikelola oleh 57 komunitas GUSDURian dari berbagai daerah di Indonesia, meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. 

“Tercatat per hari ini ada 96 agenda dalam rangka peringatan harlah Gus Dur. Tentu data ini masih terus bergerak, baik komunitas yang akan terlibat maupun agenda-agenda dalam peringatan harlah Gus Dur selama satu bulan penuh,” ujar Jay Akhmad, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian. 

Agenda harlah Gus Dur ini dilaksanakan mulai dari kampus hingga kampung. Di kampus, Jaringan GUSDURian akan bekerja sama dengan beberapa universitas dan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan Gus Dur Memorial Lecture. Kuliah umum ini menghadirkan narasumber untuk membahas relevansi gagasan dan pemikiran Gus Dur, termasuk warisan dan cita-cita Gus Dur dalam konteks sekarang. Selain itu, para akademisi dan praktisi juga akan dihadirkan dalam Webinar Peluncuran GUSDURian Academy.  

GUSDURian Academy akan diluncurkan pada 4 Agustus 2023. Terdapat empat topik yang dibahas dalam webinar tersebut, yaitu Gus Dur dan Keadilan Ekologi yang diampu oleh Asman Azis (Dosen UNU Kaltim); Gus Dur dan Pribumisasi Islam yang diampu oleh Marzuki Wahid (Rektor ISIF Cirebon); Gus Dur dan Demokrasi yang diampu oleh Abdul Gaffar Karim (Dosen FISIPOL UGM); serta Gus Dur dan Keadilan Gender yang diampu oleh Nur Rofiah (Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta). 

Peringatan harlah Gus Dur ini diharapkan dapat menjadi ruang dan momentum bersama dalam meneruskan dan meneladani perjuangan Bapak Pluralisme dalam menjaga bangsa kita.

“Harapannya adalah peringatan ini bisa menjadi ruang bersama dan momentum bersama untuk kita bahwa kita masih perlu belajar dari tokoh bangsa bernama Abdurrahman Wahid dalam menjaga Indonesia agar lebih baik,” pungkas Jay yang juga menjadi penanggung jawab kegiatan ini.