Social Media

Ikuti Perayaan Cap Go Meh, GUSDURian Serang Perkuat Tali Kerukunan Umat Beragama

SERANG – Usai acara Safari Keberagaman season dua di Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), penggerak GUSDURian Serang bersama peserta yang hadir lanjut menuju acara Perayaan Cap Go Meh di Vihara Metta Kota Serang, Sabtu, 24 Februari 2024.

Cap Go Meh merupakan festival yang jatuh pada hari ke-15 bulan pertama penanggalan lunar, sekaligus menjadi penutup rangkaian perayaan tahun baru Imlek. Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang memiliki makna malam ke-15. Biasanya momen Cap Go Meh di Indonesia dirayakan dengan festival lampion dan diramaikan dengan kehadiran barongsai.

Panitia Perayaan Cap Go Meh mengundang sejumlah organisasi keagamaan dan juga komunitas, termasuk GUSDURian Serang. Pada jam 17.00 umat agama Buddha sudah berkumpul di aula vihara lengkap dengan memakai dress code merah.

Dalam rundown acaranya, terdapat sejumlah sambutan dari tokoh agama Buddha dan juga tamu undangan. Jumari selaku tokoh agama Buddha Provinsi Banten berharap perayaan Cap Go Meh mampu memberikan keberkahan bagi umatnya dan seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini, serta menjadi ajang mempererat tali persaudaraan antarumat beragama.

“Perayaan Cap Go Meh ini merupakan ajang silaturahmi antarumat beragama. Saya ucapkan terima kasih kepada saudara-saudara lintas agama yang telah hadir memenuhi undangan kami. Mudah-mudahan perayaan Cap Go Meh ini memberkati kita semua,” ungkap Jumari.

Selain itu, Nita Andriani selaku Koordinator GUSDURian Serang dalam sambutannya menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya bersama penggerak GUSDURian yang lain adalah bagian dari upaya melanjutkan perjuangan Gus Dur Almagfurlah.

“Kami GUSDURian Serang mengucapkan selamat atas terselenggaranya perayaan Cap Go Meh ini, semoga kita semua berada dalam cinta kasih Tuhan. Perlu saya sampaikan bahwa kami komunitas GUSDURian Serang punya amanah dan tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur dalam merawat dan merangkul semua agama,” ungkap Nita.

Nita Andriani juga menambahkan, semoga semua umat beragama mampu merawat budaya dan tradisi agamanya masing-masing, serta saling menghormati dan menghargai tradisi dan budaya umat agama lain.

Tidak hanya sambutan-sambutan, perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni seperti tarian-tarian, solo vocal, drama musikal Mulan, dan atraksi liong. Tak ubahnya sebuah perayaan, Cap Go Meh juga tak lengkap tanpa sajian-sajian khas yang mewarnainya. Ada beberapa sajian yang selalu hadir dalam perayaan ini, seperti lontong sayur Cap Go Meh, kue keranjang, dan onde-onde. Semua menu dibuat oleh ibu-ibu PKK.

Setelah simbolis sajian Cap Go Meh dibuka, panitia membagikan tiga sajian tersebut kepada seluruh umat yang hadir dan juga para tamu undangan. Semua yang hadir menikmati hidangan sambil melihat pertunjukan seni yang ditampilkan oleh anak-anak dan juga remaja Vihara Metta Kota Serang.

Penggerak Komunitas GUSDURian Banten.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *