Category: Opini

HomeOpini

Di pelosok Yogya, karena perkembangan keagamaan, lebih khusus lagi keislaman, banyak masjid yang harus diperluas. Tetapi bagaimana dengan masjid yang lahannya sudah mentok? Alternatifnya, merambah ke jalan. Di depan masjid yang sebenarnya jalan umum kemudian dibangun tenda permanen berbahan baja ringan. Jalan ini dipakai terutama untuk jumatan atau pengajian. Pola seperti ini bermunculan di Yogya …

by

Gus Dur memiliki peran besar dalam proses NU kembali ke khittah. Saat itu situasinya adalah setelah transisi Orde Lama ke Orde Baru, kebijakan politiknya Suharto tidak mengenakkan buat partai-partai Islam. Semula, banyak kalangan partai Islam berharap dengan naiknya Suharto dengan Orde Barunya, kalangan partai Islam bakalan mendapatkan kesempatan politik yang bebas. Namun harapan tersebut berujung …

by

Tadi malam saya posting “pertanyaan dalam hati”. Mungkin karena ilustrasinya kurang pas, beberapa orang bertanya: loh apa hubungannya tinggal di perumahan mewah dan intoleransi? Tetapi karena pertanyaan ini pula saya justru menemukan inti permasalahannya: bagi banyak orang, intoleransi tidak ada hubungannya dengan kelas sosial. Selama ini wacana mengenai intoleransi selalu dipahami dalam kerangka hak asasi. …

by

Aku membaca pengantar buku yang menghebohkan, “Menjerat Gus Dur”, yang berjudul “Gus Dur Melawan Oligarki yang Tak Pernah Usai” oleh penulisnya,  Virdika Rizky Utama. Aku belum kebagian bukunya, karena terlambat pesan. Buku itu sungguh amat menarik sekaligus mendebarkan. Aku belum menilai orang-orang yang konon “besar” atau “penting” sebagaimana disebutkan dalam buku tersebut yang melukai Gus …

by

Kisah ini saya dapatkan dua kali dari salah satu guru terkasih saya, Pak Mutammam Syafi’i. Beliau mendapatkannya dari kyai saya, Allahuyarham KH Masruri Abdul Mughni (Abah Kyai). Pak Mutammam merupakan salah satu kepercayaan Abah Kyai. Abah Kyai mengenal Gus Dur sejak lama, saat mondok di Jombang pada awal 60-an. Gus Dur hadir dalam cerita-cerita Abah …

by

Tema Haul Gus Dur ke-10 adalah “Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan”. Tema ini tidak hanya digunakan pada acara Haul Gus Dur yang diadakan di Ciganjur, tapi juga menjadi tema dari berbagai acara haul yang diadakan oleh ratusan komunitas GUSDURian di seluruh penjuru Indonesia. Haul Gus Dur yang diadakan oleh GERDU Suroboyo, komunitas GUSDURian Surabaya, juga mengambil tema …

by

Menurut catatan wartawan senior Kompas, Budiarto Shambazy, di masa kepresidenannya, Gus Dur berinisiatif untuk membentuk poros ekonomi Indonesia, China, dan India. Namun sayang poros ini tidak tercapai karena sejumlah negara Barat banyak yang merasa khawatir dengan “Kebangkitan Asia ala Wahid” ini [1]. Selain juga waktu jabatan kepresidenan yang sangat singkat. Penulis berpendapat bahwa Gus Dur …

by

Gus Dur dikenal sebagai presiden yang gemar melakukan lawatan ke luar negeri semasa (tidak genap) dua tahun pemerintahannya. Tercatat Gus Dur melakukan lawatan sebanyak 80 kali selama 20 bulan. Berarti rata-rata Gus Dur mengunjungi 4 negara dalam satu bulan. Rekor yang fantastis untuk kinerja yang singkat. Tak heran aksi Gus Dur tersebut menuai kritik, terutama …

by

“Sejarah nanti akan menunjukkan” merupakan kalimat yang sering dikemukakan Gus Dur. Dan kini sejarah itu ditemukan secara kebetulan. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan “kebetulan”, dan melaluinya lahir peristiwa-peristiwa besar, dan darinya pula tersingkap peristiwa lama yang selama ini telah tertutup awan gelap. Demikianlah, “kebetulan” itu bekerja melalui jurnalis Virdika Rizky Utama. Bukan siapa-siapa. …

by

Gus Dur pindah dari Yogyakarta ke Magelang, tepatnya di Pesantren Tegalrejo pada 1957. Di pesantren ini Gus Dur nyantri selama sekira dua tahun lebih sedikit, di bawah asuhan KH. Chudlori. Greg Barton menyebut demikian, “Gus Dur membuktikan dirinya sebagai siswa yang berbakat dengan menyelesaikan pelajarannya di bawah asuhan KH. Chudlori selama dua tahun di Tegalrejo." …

by