Di GUSDURian, kita tidak diajarkan untuk menilai, tapi menjaga nilai-nilai. Toleransi acap kali dipahami sebagai “membiarkan perbedaan.” Pandangan ini, meskipun sudah tepat nan penting, masih terasa setengah hati, terutama dalam konteks komunikasi lintas iman. Bagi Rama Yoseph Nugroho Tri Sumartono, Pr., seorang pastor di Gereja Katolik Santa Maria Assumpta di Gamping, misalnya, pendekatan ini tidak …