Komunitas Gitu Saja Kok Repot (KGSKR) GUSDURian Pasuruan kembali menggelar Kajian Gus Dur (KGD) secara virtual, Rabu (09/03/2022). Kali ini, mengkaji tulisan Gus Dur yang berjudul “Islam Kaset dan Kebisingannya.”
Penggerak KGSKR GUSDURian Pasuruan Nur Rizky Amania menyampaikan, tulisan Gus Dur itu dapat memberikan pencerahan terkait pentingnya pengaturan pengeras suara di tempat ibadah, khususnya di masjid dan musala.
“Jadi tidak ada alasan untuk membangunkan orang yang sedang tidur agar bersembahyang. Kecuali ada sebab yang sah menurut agama. Hal itu dikenal dengan nama illat. Begitu penjelasan Gus Dur,” imbuh Ketua Korps PMII Putri (Kopri) Pasuruan itu.
Illat yang dicontohkan oleh Gus Dur terkait membangunkan orang yang tidur karena hendak menumbuhkan kebiasaan baik bangun pagi yang dilakukan oleh kiai kepada santri-santrinya di pondok pesantren. Lalu illat terkait membangunkan suami sebagai teladan dalam bangun pagi bagi anak-anaknya di rumah.
“Tetapi ‘illat tidak dapat dipukul rata. Harus ada penjagaan untuk mereka yang tidak terkena kewajiban. Seperti orang jompo yang memerlukan kepulasan tidur, wanita yang haid, dan anak yang belum akil baligh,” tuturnya sebagaimana yang tulis oleh Gus Dur.
Sementara itu, Co-Coordinator Wilayah GUSDURian Jawa Timur Imam Maliki, mengingatkan bahwa kehadiran agama, termasuk Islam, tidak bertujuan mengusik kenyamanan seseorang.
“Masjid di sebuah perumahan tidak usah pakai pengeras suara. Muadzin atau takmir tinggal share rekaman adzan atau adzan dengan voice note melalui grup WA masjid jamaah setempat,” imbuhnya.
Cak Imam, sapaan akrabnya, juga menyadari adanya penyebaran informasi yang begitu cepat melalui media digital dan/atau media sosial. Lebih-lebih, cukup banyak netizen yang menyetujui sebuah pernyataan yang membela penggunaan pengeras suara di masjid tanpa mengetahui kebenarannya.
“Di sinilah pentingnya edukasi dan kebijaksanaan dalam beragama,” pungkas Koordinator GUSDURian Mojokerto itu.