Social Media

Dukung GUSDURian Ponorogo, Asrama Literasi Baitul Hikmah Siap Fasilitasi Kajian Rutin

Pengasuh Asrama Literasi Baitul Hikmah, Prof. Dr. K. Aksin Wijaya, M.Ag siap memfasilitasi kegiatan-kegitan literasi dan kajian Komunitas GUSDURian Ponorogo di tempatnya. Hal tersebut disampaikan dalam forum diskusi perdana GUSDURian Ponorogo pada Kamis malam tanggal 14 April 2023 dengan tema “Refleksi Nilai Ketauhidan dan Kearifan Tradisi: Beragama dalam Kemajemukan” yang diselenggarakan di Asrama Literasi Baitul Hikmah.

“Asrama literasi ini diberi nama Baitul Hikmah, nama yang dahulu pernah menggaung di masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah sebagai perpustakaan yang menjadi pusat segala macam keilmuan dunia Timur. Tidak lain juga, ini menjadi salah satu cita-cita didirikannya asrama literasi untuk melahirkan para pemikir, penulis, dan tokoh-tokoh ilmuan besar nantinya,” ucap Prof. K. Aksin dalam Forum Kajian.

Tidak hanya itu, maksud Prof. Aksin ingin memfasilitasi tempat GUSDURian Ponorogo juga ditujukan demi keberlangsungan kajian dan diskusi untuk menghidupkan pusat kajian pemikiran Gus Dur bagi pengikut dan pencintanya di Ponorogo. Keberlangsungan kajian dan diskusi ini penting dijaga supaya para penggerak komunitas menjadi seorang GUSDURian yang ideologis, tidak hanya imajinatif, atau bahkan pengikut GUSDURian yang hanya bagian lucu-lucunya saja.

“Dalam ber-GUSDURian layaknya seseorang harus terlebih dahulu mengerti epistimologi pemikiran Gus Dur dalam setiap sikap dan respons beliau, sehingga seorang GUSDURian tidak melakukan sesuatu hanya berdasarkan imajinasi bahwa Gus Dur pernah malakukan sesuatu dan kita juga melakukannya, namun mereka tidak memahami sebab dan alasan yang menjadi epistimologi dasarnya Gus Dur melakukan hal tersebut,” tegas Prof. Aksin.

Forum Kajian Sinau Bareng NPK (Nilai, Pemikiran, dan Keteladanan) Gus Dur di akhir bulan Ramadan yang diselenggarakan GUSDURian Ponorogo ini turut mengundang pemateri lainnya dalam merefleksikan nilai ketauhidan dan kearifan tradisi, khususnya dalam studi kasus dan fakta sosial di Ponorogo. Di antara narasumber yang hadir adalah Dr. Muchlis Huda, M.Pd, Dosen IAIN Ponorogo sekaligus Pembina GUSDURian Ponorogo dan Riyan Gunawan, Penggerak GUSDURian yang juga aktivis Mahasiswa Pemerhati Budaya.


Jalannya forum kajian dimoderatori oleh Siti Risalatul Mu’awanah, Wakil Koordinator GUSDURian Ponorogo dan dihadiri belasan orang yang duduk melingkar tersambung membentuk halaqoh yang khas seperti ketika rerembukan atau musyawarah masyarakat yang ada di desa-desa.

Kajian dimulai setelah tarawih dan berjalan padat dengan argumentasi-argumentasi yang dikemukakan pemateri dan audien dalam mendialogkan agama dan tradisi kebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya Ponorogo. Namun, tidak lupa sesekali disuguhkan banyolan khas Gus Dur untuk membelah forum dalam gelak tawa, sampai akhirnya terpaksa disudahi di tengah malam hari karena hendak melakukan aktivitas spiritual menyambut datangnya malam Lailatur Qodar.

Koordinator Komunitas GUSDURian Ponorogo, Jawa Timur.