Social Media

Saudara dalam Kemanusiaan: GUSDURian Surabaya, Young Buddhist Association, dan GUSDURian Peduli Gelar Bakti Sosial di Rusunawa Jemundo Sidoarjo

Warga Sampang yang masih mengungsi di Rusunawa Jemundo Sidoarjo, Jawa Timur merupakan salah satu contoh korban intoleransi di Indonesia. Meskipun sudah sebelas tahun berlalu, peristiwa Syiah Sampang yang menyebabkan ratusan keluarga harus meninggalkan kampung halamannya masih terasa dampaknya hingga kini.

Warga Sampang yang dulunya sebagian besar berprofesi sebagai petani, harus beradaptasi dengan lingkungan baru tanpa skill yang memadai untuk tinggal di kota. Akhirnya, kebanyakan dari mereka bekerja menjadi pengupas kelapa di pasar dekat Rusunawa dengan upah yang tidak seberapa.

Sebagai rangkaian dari acara Vesak Festival 2023 yang dilaksanakan 31 Mei-4 Juni 2023, Young Buddhist Association bekerja sama dengan Gerakan GUSDURian Surabaya (Gerdu Suroboyo) dan Jaringan GUSDURian Peduli mengadakan program social responsibility yang diperuntukkan bagi korban intoleransi di daerah Surabaya dan sekitarnya.

Warga Sampang di Jemundo dirasa paling pas untuk mendapatkan bakti sosial dari program social responsibility tersebut. Akhirnya, pada Minggu 17 Juli 2023, Gerdu Suroboyo, GUSDURian Peduli, dan Young Buddhist Association memberikan bantuan berupa sembako kepada 68 kepala keluarga di Jemundo.

Sesampainya di Jemundo, para warga menyambut hangat kedatangan tim Gerdu Suroboyo. Sebelum pembagian sembako, Siti Sumriyah selaku koordinator GUSDURian Surabaya menyapa para warga dan memberikan sambutan.

Mbak Sum, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa bantuan ini diberikan oleh saudara-saudara Buddha yang disalurkan melalui GUSDURian Peduli dan GUSDURian Surabaya. Sebagaimana yang diajarkan oleh Gus Dur, bahwa sebagai manusia kita harus saling menghormati dan membantu satu sama lain, maka perbedaan suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) mestinya tidak menjadi penghalang untuk hidup rukun dan harmonis, seperti apa yang dilakukan saudara Buddha yang memberikan bantuan ini.

“Saya sangat senang mendengarnya. Benar, bahwa mestinya kita harus saling menghormati,” ucap salah seorang ibu yang tidak mau disebutkan namanya.

Saat penyerahan sembako, para warga sangat tertib menunggu giliran. Bahkan gelak tawa terdengar dari para warga yang sedang mengobrol dengan penggerak Gerdu Suroboyo. Anak kecil pun turut berkumpul sambil asyik bermain dan berlalu lalang.

Kegiatan social responsibility itu pun sukses dilaksanakan dengan penuh kehangatan. Kegiatan antaragama ini menjadi afirmasi dari apa yang sering Gus Dur ucapkan yang dikutip dari Ali bin Abi Thalib, “Mereka yang bukan saudaramu dalam iman, adalah saudara dalam kemanusiaan”.

Penggerak Gerdu Suroboyo/Komunitas GUSDURian Surabaya, Jawa Timur.