MOJOKERTO – Komunitas GUSDURian Mojokerto menggelar Forum 17-an di Gereja Katolik Paroki Santo Yosef Mojokerto, Jawa Timur pada Kamis, 14 Desember 2023. Acara dimulai pukul 19.00 sampai dengan selesai. Forum 17-an merupakan bagian dari Gerakan 17-an yang menjadi agenda rutin bulanan semua komunitas GUSDURian di berbagai daerah di Indonesia.
Spesialnya, Forum 17-an GUSDURian Mojokerto kali ini adalah sekaligus dalam rangka memperingati Haul Gus Dur ke-14 dan Haul Riyanto ke-23. Rangkaian acara yang digelar adalah doa bersama dan panggung budaya bersama dengan komunitas lintas agama yang ada di Mojokerto dan sekitarnya.
Dalam acara ini juga dimeriahkan oleh berbagai penampilan kesenian budaya yang menarik, di antaranya musik OMK Mojokerto, sholawat banjari, musikalisasi puisi Persada, penampilan pentas tari yang dibawakan oleh siswi SMPN 7, dan orasi budaya etika demokrasi yang dibawakan oleh Ulil Absor, M.Pd selaku Ketua Bawaslu Kota Mojokerto periode 2018-2023.
Acara yang dipandu oleh Sella dan Bayu sebagai host ini dibuka dengan pengenalan lebih dekat tentang penampilan sholawat banjari, yang mana kekompakan dalam memainkan alat musik ini menjadi kunci syahdunya suara musik dan iringan serta terdapat beberapa pembagian vokal dalam melantunkan sholawat banjari ini. Selain itu, Forum 17-an yang diadakan GUSDURian Mojokerto rutin dilakukan di tempat yang berbeda-beda. Biasanya dilakukan di rumah ibadah yang berbeda-beda.
Pada Forum 17-an kali ini sekaligus menjadi momentum peringatan haul Gus Dur ke-14 dan haul Riyanto ke-23. Riyanto adalah salah satu pahlawan di Mojokerto, yang mana dirinya telah berjasa melindungi masyarakat pada saat terjadi kasus-kasus intoleransi dahulu kala. Dan setiap bulan sering juga diadakan event atau kegiatan untuk menghargai dan memperingati jasanya.
Selanjutnya adalah sambutan yang disampaikan oleh Fian selaku tuan rumah (Ketua OMK) dan dilanjutkan M. Kholilullah selaku Koordinator GUSDURian Mojokerto atau akrab disapa dengan Mas Ilul.
“Terima kasih atas kehadiran teman-teman semua, para tamu undangan, dan teman-teman dari GUSDURian Mojokutho Pare yang turut hadir malam ini, juga aktif dalam kegiatan sosialnya,” ujar Ilul.
“Riyanto adalah seorang banser yang telah wafat pada 23 tahun yang lalu. Ia memiliki peran penting di Kota Mojokerto ini”, tambahnya.
Selanjutnya penampilan musikalisasi puisi oleh komunitas Persada. Adapun puisi yang dibawakan berjudul “Kerawang Bekasi” karya W.S Rendra yang dipersembahkan oleh salah satu relawan GUSDURian.
Kemudian orasi budaya yang disampaikan oleh Ulil Absor, M.Pd, Ketua Bawaslu Kota Mojokerto periode 2018-2023. Pada pembukaannya, Ulil Absor menyapa Komunitas GUSDURian yang telah hadir di antaranya GUSDURian Mojokutho Pare dan GUSDURian Mojokerto Raya sebagai tuan rumah. Orasi yang disampaikan bertajuk “Etika Berdemokrasi”.
“Hari ini sering kali kegiatan seperti malam ini menimbulkan persepsi yang multitafsir bagi orang-orang di luar komunitas. Padahal apabila dilihat dari pandangan berbagai kepercayaan, acara seperti ini merupakan penerapan dari nilai-nilai Pancasila, yaitu untuk mempererat persaudaraan lintas agama dalam bingkai kemanusiaan”, ungkap Ulil.
Selanjutnya Ulil menyampaikan, “Semangat GUSDURian dengan penerapan 9 nilai Gus Dur ini diharapkan dapat terus menerus eksis khususnya di Kota Mojokerto Raya ini. Saya mengucapkan selamat hari raya Natal untuk seluruh umat Kristiani yang telah hadir di sini. Secara universal, agama hadir sesuai dengan sila pertama Pancasila yaitu sebagai pembebasan sosial dari berbagai penindasan, kebodohan, ketidakadilan, dan ketidakmapanan ekonomi”.
“Saya sangat bersyukur karena kegiatan ini sebagai upaya pergerakan nilai-nilai utama Gus Dur yang disebarkan oleh para Gusdurian, dan semoga bisa berjalan sesuai dengan harapan. Selain itu kegiatan ini juga diselenggarakan untuk mempertajam nilai toleransi dan menghindari sikap apatis dalam bersosial agama. Problem sosial hari ini paling banyak bersumber dari sosial media sebagai bentuk kemudahan yang disediakan oleh kemajuan teknologi. Hal ini menimbulkan sikap khawatir dalam penerapan nilai kemanusiaan, seperti mudahnya penyebaran isu-isu negatif dan hoaks,” tambahnya.
Ulil menyampaikan, “Menuju pesta demokrasi tahunan, Komunitas GUSDURian netral secara lembaga terkait pemilihan presiden pada pemilu mendatang. Demokrasi itu di tangan rakyat, jadi setiap individu bisa menilai mengenai tiga cawapres yang mencalonkan diri dalam pilpres mendatang. Diharapkan para pemilih bijak dalam memilih pemimpin yang sekiranya bisa menjalankan mandat yang diemban”.
“Etika demokrasi juga diharapkan mampu diterapkan bagi kaum muda dalam menyikapi berita yang tersebar selama masa kampanye berlangsung. Saya juga sangat berharap pemimpin yang terpilih nanti dapat bertanggung jawab atas kepemimpinannya dengan dasar kemaslahatan umat dan berkeadilan untuk seluruh rakyat sesuai dengan kutipan Gus Dur. Anggota komunitas juga kami harapkan untuk tidak golput dalam pemilihan presiden nanti,” tambahnya.
Selanjutnya acara ditutup dengan persembahan dua lagu dari teman-teman OMK Mojokerto dan diakhiri dengan doa bersama lintas iman yang dipimpin oleh pemuka agama masing-masing. Harapannya, peringatan Haul Gus Dur ke-14 tahun ini yang bertema “Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur” dapat menjadi refleksi dan acuan bersama pada pesta demokrasi pemilu pilpres mendatang, khususnya saat menentukan calon pemimpin bangsa ini sesuai yang diteladankan oleh Gus Dur.