Social Media

Author: KH. Abdurrahman Wahid

HomeKH. Abdurrahman Wahid
KH. Abdurrahman Wahid

KH. Abdurrahman Wahid

Presiden Republik Indonesia ke-4.

Reformisme dalam Gerakan Keagamaan Gambaran umum tentang gerakan masyarakat (istilah lain untuk ‘gerakan non pemerintah’, yang di negeri ini mengandung konotasi konflik faktual atau potensial dengan pemerintah) yang didorong oleh motif keagamaan meliputi spektrum yang membentang antara dua titik diametral di satu pihak, kecenderungan untuk mewujudkan sebuah ‘Kerajaan Tuhan’ di muka bumi, dan di pihak …

by

Catatan harian Ahmad Wahib (alm) ternyata menimbulkan heboh juga. Mula-mula beberapa tinjauan buku menerima kehadiran buku harian tersebut sebagai positif, menyegarkan kehidupan pemikiran kaum muslimin. Bahkan sejumlah pemikir non-muslim menerimanya sebagai pemikiran keagamaan yang tidak hanya dapat dibatasi kegunaannya bagi kaum muslimin belaka. Mereka menganggapnya sebagai model pencarian kebenaran Islam yang dapat mereka ajak berdialog …

by

Tahun-tahun setelah Perang Dunia II mengumandangkan sebuah perkembangan baru dalam percaturan politik: deideologisasi dalam lingkup sangat luas. Ideologi-ideologi besar di dunia harus memberikan tempat kepada pemunculan kehidupan politik tanpa ideologi. Kalaupun ideologi masih dipertahankan, ia hanyalah sebagai semacam formalitas yang tidak meyakinkan siapa pun. Segera setelah sekian puluh negeri terjajah berhasil memerdekakan diri, bukannya ideologi …

by

Charles Torrey dalam disertasi doktornya di Universitas Heidelburg tahun 1880­an, mengemukakan bahwa al­-Qur'an mempunyai keistimewaan, berupa penggunaan istilah-­istilah profesi untuk menyatakan keyakinan agama. Disebutkannya ayat; “Barang siapa memberikan pinjaman yang baik pada Allah, maka akan diberi imbalan berlipat ganda (man dzal ladzi yuqridu Allâha qardlan hasanan fa yudhâ’ifahu)” (QS al-Baqarah (2): 245), yang berarti bukan …

by

Di waktu jaya-jayanya pemerintahan Orde Baru, penulis dan teman-teman mendirikan Forum Demokrasi. Dalam forum itu bergabung aneka ragam manusia dengan ideologi masing-masing. Ada yang berideologi sosialistik, nasionalistik, dan bahkan berideologi humanistik (perikemanusiaan). Forum ini oleh sementara kalangan intern, dianggap tidak efisien dan kurang mencapai hasil. Di sisi lain oleh pemerintahan Orde Baru, forum ini dianggap …

by

Peter Mansfield, dalam bukunya History of the Middle East, menyatakan bahwa Islam memang sejak kelahirannya tidak mengemukakan konsep tentang sebuah negara. Namun, seluruh bangunan hukum, tradisi, dan ajaran-ajaran Islam bertumpu pada kekuasaan negara untuk mengatur kehidupan individu menurut garis-garis yang jelas. Mereka harus kawin berdasarkan aturan-aturan tertentu, membagi waris juga menurut aturan-aturan tertentu. Mereka harus taat …

by

Ada sebuah prinsip yang selalu dikumandangkan oleh mereka yang meneriakkan kebesaran Islam: “Islam itu unggul, dan tidak dapat diungguli“ (Al-Islam Ya’iu wala Yu’la Alahi). Dengan pemahaman mereka sendiri, lalu mereka menolak apa yang dianggap sebagai “kekerdilan” Islam dan kejayaan orang lain. Mereka lalu menolak peradaban-peradaban lain dan menyerukan sikap “mengunggulkan“ Islam secara doktriner. Pendekatan doktriner seperti …

by

Sejarah perkembangan Islam di mana pun juga, senantiasa memperlihatkan jalinan antara dua hal, yaitu sistem indi­vidu (perorangan) dan sisi kemasyarakatan (sosial). Kedua hal itu harus dimengerti benar, kalau kita menginginkan penge­tahuan mendalam akan agama tersebut. Kalau hal ini telah di­laksanakan, maka akan kita lihat beberapa kemungkinan untuk pengembangan lebih jauh. Tentu saja ada yang menyanggah …

by

Penggunaan ketiga kata di atas dalam satu nafas, tentu banyak membuat orang marah. Seolah-olah penulis menyamakan ketiga peristiwa itu, karena bagi kebanyakan kaum Muslimin, satu dari yang lain sangat berbeda artinya. Harlah (hari lahir) digunakan untuk menunjuk kepada saat kelahiran seseorang atau sebuah institusi. Dengan demikian, ia memiliki "arti biasa" yang tidak ada kaitannya dengan …

by

Presiden Gonzales dari sebuah "republik pisang" di Amerika Latin sangat tidak populer. Pada suatu hari ia bertamasya keliling ibu kota, dengan berkendaraan kuda. Ketika akan menyeberang sebuah jembatan, kuda yang dinaikinya terkejut melihat derasnya arus sungai di bawah jembatan itu. Presiden Gonzales terjatuh dari kudanya ke dalam sungai itu, dan dihanyutkan arus deras tanpa dapat ditolong oleh para pengawalnya. Namun, setelah …

by