Tag: Gus Dur

HomeGus Dur

Gara-gara terbitnya tulisan Marcus Mietzner dan dan Burhanuddin Muhtadi, ‘The Myth of Pluralism: Nahdlatul Ulama and Politics of Religious Tolerance in Indonesia” (2020), sekarang publik memperbincangkan kembali relasi antara teori dan praktik dalam kehidupan sosial keagamaan. Berbagai acara webinar diselenggarakan. Di antara kesimpulannya adalah sebuah pertanyaan: jangan-jangan selama ini ada yang salah dengan hubungan antara teori-teori ilmu …

by

Kehadiran Gus Dur—panggilan akrab KH. Abdurrahman Wahid, Presiden RI Keempat dan Ketua Umum PBNU 1984-1999 yang wafat pada 30 Desember 2009—tidak bisa dipisahkan dari sejarah kontroversi dan kenylenehan di negeri ini, utamanya sepanjang era Orde Baru. Semenjak kepulangan dari studinya di Mesir dan Irak sekitar awal 1970-an, ia mulai membuat kejutan-kejutan baru. Baik lewat tulisan-tulisannya …

by

Barangkali, sastra sudah masuk di urutan keempat dalam daftar hal-hal yang Gus Dur cintai, setelah agama, bangsa dan keluarganya. Sastra merupakan salah satu bagian yang sulit dipisahkan dari sosok Gus Dur. Hobi membaca Gus Dur yang kuat dan ketertarikannya pada soal-soal kemanusiaan, membuatnya berada pada pilihan sulit untuk tidak memilih sastra sebagai bahan bacaan wajibnya. …

by

Pada suatu hari, penulis membeli buku di Gladak (Solo). Buku itu berwarna hijau, terbitan Kanisius, Jogjakarta. Buku berjudul Harta dan Surga: Peziarahan Jesuit dalam Gereja dan Bangsa Indonesia Modern (1990) dengan editor A Budi Susanto. Buku terbaca, setelah penulis khatam buku berjudul Pergolakan Pemikiran Islam (Ahmad Wahib). Buku itu juga berwarna hijau. Oh, hijau di buku bertema Islam dan …

by

Ilmu itu ibarat ikan yang ada di laut, untuk mendapatkannya kita perlu memancingnya, bila sudah dapat, agar ia tidak ke mana-mana maka kita perlu mengikatnya. Cara paling baik untuk mengikat adalah dengan menuliskannya. Di pesantren istilah ini disebut dengan mendhobit (mencatat). Mendhobit atau mencatat dalam tradisi pesantren dilakukan oleh santri ketika pembelajaran kitab kuning dilakukan. …

by

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah Presiden yang masa jabatannya terbilang singkat dalam sejarah pemerintahan Indonesia. Gus Dur menjadi Presiden hanya sekitar 21 bulan, terhitung sejak dilantik tanggal 20 Oktober 1999 sampai akhirnya dilengserkan secara politis pada 23 Juli 2001. Walau tergolong singkat, masa pemerintahan Gus Dur bisa dikatakan menjadi salah satu masa pemerintahan paling …

by

Sejak era kemerdekaan, masih saja, ada beberapa kelompok dari masyarakat kita yang tidak bisa menerima negara ini, Indonesia, secara utuh. Terutama mereka yang lebih menginginkan terbentuknya negara yang berlandaskan ajaran satu agama, Islam. Tentu hal ini melahirkan penolakan-penolakan terhadap aspek fundamental yang menjadi bagian penting atas berdirinya negara Indonesia. Salah satunya ialah penolakannya terhadap Pancasila …

by

Dari tujuh Presiden yang pernah dan masih memimpin Indonesia sampai saat ini, bisa dikatakan hanya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) seoranglah Presiden yang dikenal menyukai sepakbola. Level kesukaannya bahkan sudah sampai pada taraf gila sepakbola. Kegilaan Gus Dur dengan sepakbola terbentuk sejak ia masih belia. Menurut Greg Barton dalam Biografi Gus Dur: The Authorized Biography of …

by

Situasi krisis karena Pandemi Covid-19 selama setengah tahun ini memunclkan berbagai bentuk kreativitas filantropi dari masyarakat luas, baik dalam bentuk barang kebutuhan harian, hingga barang kebutuhan siap saji. Aksi galang bantuan untuk masyarakat yang membutuhkan mendapat antusiasme dari banyak pihak, tujuan mereka satu membantu masyarakat yang sangat membutuhkan agar terpenuhi kebutuhan dasar mereka. Hal ini …

by

Dalam rangka memperingati Haul Gus Dur yang kesepuluh di Wonosobo, Kirun, pelawak asal Jawa Timur menjadi salah satu pembicara. Abah Kirun menceritakan pengalamannya bersama Gus Dur. Salah satunya tentang ziarah. Kirun mengatakan sering diajak ziarah oleh Gus Dur malam-malam di makam dan petilasan wali yang wingit. Ada banyak makam yang pernah didatangi Gus Dur dan Kirun …

by