BANJARNEGARA – Jum’at 19 Agustus 2022, Komunitas GUSDURian Banjarnegara bekerja sama dengan Kedai SIP (Sinau Islam Peace) mengadakan acara Panggung Budaya: Tadarus Puisi, dengan tema “Kemerdekaan dalam Keberagaman”. Kegiatan tersebut bertempat di Kedai SIP, Parakancanggah, Banjarnegara.
Kegiatan ini terselenggara dilatarbelakangi oleh Forum 17-an yang diinisiasi Seknas Jaringan GUSDURian dengan komunitas-komunitas GUSDURian di berbagai daerah sebagai penyelenggaranya.
Medium ini menjadi sebuah agenda bersama sebagai ruang temu gagasan, personal, dan gerakan, serta menjadi kampanye gagasan di medsos tentang keindonesiaan dan NPK Gus Dur. Tujuan Forum 17-an yakni untuk membangun ruang konsolidasi dan koordinasi antarelemen Jaringan GUSDURian di daerah tersebut.
Beberapa elemen yang terlibat di dalamnya terdiri dari berbagai latar belakang kepercayaan, seperti Islam, Katolik, Agnostik, Aliran Kepercayaan, juga dari berbagai latar belakang organisasi seperti Jema’at Ahmadiyah Indonesia.
Pengisi utama acara ini di antaranya adalah Ernah Dwi Cahyati (Pegiat Literasi, Penggerak Komunitas GUSDURian Banjarnegara), Om Kuncahyadi dan Drajat Nurangkoso (Budayawan Banjarnegara). Masing-masing menampilkan musikalisasi puisi, orasi, dan menyumbangkan lagu karangan pribadi seperti yang dibawakan Om Kuncahyadi salah satunya.
Tadarus Puisi merupakan kegiatan rutin yang diadakan Kedai SIP, yang sedari awal didirikan telah mengabdikan diri pada dunia literasi, sastra, dan kajian keagamaan (Islam). Kedai SIP menjadi rumah bersama, tempat bertemu dan berdialog bagi para pegiat sastra dan literasi di Banjarnegara.
Singgih Hamdani Ma’ruf sebagai koordinator Tadarus Puisi Kedai SIP yang juga sebagai penggerak Komunitas GUSDURian Banjarnegara mengatakan bahwa kegiatan sastra di Banjarnegara harus dilestarikan. Perjumpaan menjadi kunci lahir dan berkembangnya ide dan mewarnai khasanah literasi dan dunia sastra di Banjarnegara.
Di sisi lain, menurut Masturido, Koordinator GUSDURian Banjarnegara bahwa sudah saatnya menata kembali niat dalam ber-GUSDURian, dialog dengan berbagai elemen menjadi kunci. Harapannya menjadi suatu kolaborasi yang memberikan dampak positif bagi Banjarnegara.
Forum 17-an ini juga sejalan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77 tahun yang menjadi sarana refleksi dan ekspresi, juga sarana menyebarkan gagasan Gus Dur melalui 9 nilai utamanya. Di forum ini juga disampaikan mengenai “7 Hakikat Kemerdekaan menurut Gus Dur”.
Menurut Gus Dur, unsur-unsur utama dalam kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan para founding fathers dapat terwujud dalam moral, spiritual, dan material. Kemerdekaan adalah proses historis yang direfleksikan agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman.
Forum ini juga menjadi penting bagi ruang temu untuk memfasilitasi dialog dengan berbagai elemen di Banjarnegara yang selaras dengan NPK Gus Dur sebagai mitra gerakan Komunitas GUSDURian Banjarnegara. Komunitas mengupayakan pula untuk merutinkan Forum 17-an ini dalam berbagai bentuk kegiatan sebagai ikhtiar nyata dalam meneruskan perjuangan yang telah diteladankan oleh Gus Dur.