Peringati Hari Ulang Tahun, Kelenteng Kim Hin Kiong Gandeng GUSDURian Gresik Rayakan Keberagaman

Tidak jauh dari masjid jami yang berpusat di Alun-Alun Gresik, terdapat kelenteng tua tempat peribadatan umat beragama Konghucu. Kelenteng tua tersebut bernama Kim Hin Kiong.

Di sana, Pengurus Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kim Hin Kiong Gresik menyelenggarakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kelenteng Kim Hin Kiong bersama Komunitas GUSDURian Gresik, Formagam, dan para tokoh lintas iman. Perayaan HUT Kelenteng Kim Hin Kiong yang ke-870 tersebut bertepatan pada tanggal 12 Mei 2023. Kelenteng Kim Hin Kiong sendiri berdiri tahun 1153.

Perayaan keberagaman tersebut dihadiri oleh ketua TITD Kim Hin Kiong, koordinator GUSDURian Gresik, ketua Formagam, tokoh lintas iman, dan elemen masyarakat lainnya. Selain itu, hadir pula wakil bupati Gresik yang mengapresiasi  kerukunan antarumat beragama di Gresik. “Gresik ini sudah lama menjadi kabupaten atau kota yang sangat menghargai keberagaman atau moderasi beragama antara satu sama lain,” ucapnya.

Perempuan yang biasa disapa Bu Min tersebut mengucapkan terima kasih kepada GUSDURian Gresik, Formagam, dan tokoh lintas iman yang senantiasa bekerja sama dalam kegiatan apa pun demi membangun masyarakat Gresik menjadi lebih baik.

Ketua Formagam, Djoko Pratomo berharap sinergi dan kolaborasi antarumat beragama senantiasa terbangun dengan baik. Begitu juga ketua TITD Kim Hin Kiong, Tan Sutanto berharap agar kelenteng ke depannya lebih membersamai masyarakat dalam kegiatan sosial.

Lebih lanjut, Koordinator GUSDURian Gresik, Choirul Anwar mengatakan bahwa wajar jika kelenteng tersebut berumur lebih tua dan lebih dahulu dari keberadaan Sunan Giri, karena ajaran yang ada di kelenteng dari Nabi Kongzi lebih dahulu daripada Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Maka sangat wajar jika kelenteng berdampingan dengan masjid atau gereja.

“Zaman dahulu sebenarnya sudah mengenal akan keberagaman dan tidaklah menjadi suatu masalah, justru karena beragam itulah semakin mempererat persaudaraan,” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Gus Irul tersebut mengatakan bahwa masyarakat Gresik adalah masyarakat yang sudah dewasa peradabannya, karena sudah mampu hidup bersama-sama dengan orang yang tidak sama.

“Ini tugas kita untuk merawat keberagaman dan persatuan antarumat, agar warisan leluhur tetap terjaga dengan baik, sebagaimana ajaran Gus Dur yang terangkum dalam 9 nilai utama Gus Dur,“ tambahnya.

Acara ditutup dengan menyanyikan lagu selamat ulang tahun, makan bersama, dan foto bersama grup barongsai sebagai penghibur acara pada pagi hari itu.

Penggerak Komunitas GUSDURian Gresik, Jawa Timur.