Social Media

Semarakkan HUT RI dan Harlah Gus Dur, GUSDURian Banjarmasin Gelar Bioskop Rakyat bersama STT GKE Banjarmasin

Komunitas GUSDURian Banjarmasin bersama Civitas Akademika Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE) Banjarmasin menggelar nonton bareng (nobar) film dokumenter Jejak Langkah Gus Dur, pada Senin (21/8) lalu.

Kegiatan dilaksanakan di Aula Karl David Epple, STT GKE, dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun dengan mengusung tema “Toleransi Agama dalam Merayakan Kemerdekaan”. Di samping perayaan HUT RI, acara ini juga untuk memperingati hari lahir Gus Dur, Bapak Pluralisme, 4 Agustus-7 September.

Dibuka dengan doa oleh Pdt. Enta Malasinta Lantigimo, kegiatan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hari Merdeka yang diramaikan oleh paduan suara STT GKE Banjarmasin.

“Ini adalah kali kedua STT GKE menjadi tuan rumah, bekerja sama dengan GUSDURian Banjarmasin  dalam rangka memperingati hari kemerdekaan,” kata Enta Malasinta Lantigimo dalam sambutannya.

“Kampus kami terbuka untuk siapa saja, untuk dialog, diskusi, dan berbagai kegiatan lintas agama, maupun etnis. Karena Indonesia ada karena keberadaan kita semua, bukan karena golongan tertentu,” lanjut dosen STT GKE Banjarmasin yang akrab disapa Bu Enta itu.

“Kami biasanya melakukan kegiatan secara sederhana, karena Gus Dur meneladani kesederhanaan. Semisal menyebut nonton bersama itu ‘Bioskop Rakyat’, agar menjadi tontonan yang bisa dinikmati semua kalangan,” ujar Arief Budiman dalam sambutannya.

“Kita akan menonton biografi Gus Dur. Bagaimana Gus Dur dikenal sebagai bapak bangsa, pemikir toleransi,” lanjut Arief Budiman, Koordinator GUSDURian Banjarmasin.

Film dokumenter dari TVRI Nasional, Jejak Langkah – Gus Dur: Bapak Bangsa & Pemikir Toleransi ini ditonton oleh ratusan mahasiswa-mahasiswi, Civitas Akademika STT GKE Banjarmasin, Penggerak GUSDURian Banjarmasin, dan jejaring lintas iman yang hadir.

Usai menonton, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi. Daniel Saputra, Mahasiswa STT GKE Banjarmasin yang saat ini menjabat sebagai Koordinator Sema Bidang Pendidikan, memandu jalannya diskusi.

Aminullah Yusuf (Tokoh Ahmadiyah Banjarmasin) sebagai pembicara, mengutip ayat Al Qur’an surah Ibrahim ayat 7 untuk menyampaikan rasa syukurnya atas kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun, dan Indonesia memiliki putra bangsa terbaik, Gus Dur.

“Pemimpin Ahmadiyah tidak pernah bisa datang ke Indonesia, namun bisa datang saat Gus Dur menjabat sebagai presiden, sebagai tamu negara di istana negara. Gus Dur telah banyak memberi kemudahan, kebaikan kepada manusia, terutama minoritas. Kami Jemaat Ahmadiyah sangat bersyukur dengan memuliakan beliau sebagai sosok yang dikagumi di negara kita,” lanjutnya.

“Yang beliau bela bukan Ahmadiyahnya, bukan Syiahnya, atau minoritasnya, tapi kemanusiaannya. Itu yang perlu kita contoh. Gus Dur telah memberi teladan kepada kita semua,” ujar Aminullah Yusuf menutup presentasinya.

Enta Malasinta Lantigimo (Dosen STT GKE Banjarmasin) mengatakan, “Ketika mengikuti GUSDURian pertama kali, saya melihat bagaimana Gus Dur sangat dicintai. Dari film ini saya mendapatkan jawabannya. Yaitu, karena beliau mencintai semuanya.”

Enta kemudian bercerita bahwa dampak kerusuhan di Poso yang ditunggangi agama yang ia dan orang tuanya alami sempat membuat mereka berprasangka buruk terhadap Islam.

“Saat itu saya ke Banjarmasin dan orang tua saya di Poso. Saat itu kami melihat Islam sebagai agama yang sangat radikal. Hingga Gus Dur memperkenalkan Islam sebagai agama yang ramah, itu melunturkan prasangka-prasangka buruk kami pada orang-orang Islam,” ujarnya.

“Yang saya lihat, bagaimana Gus Dur menghargai the others, sebagai saudara. Tidak ada wong liyan. Itu perjuangan Gus Dur juga yang terus dia suarakan dan oleh pengikut-pengikut beliau diperjuangkan.”

Enta melanjutkan, “Semakin pintar seseorang, semakin hilang keimanannya. Namun tidak bagi Gus Dur, semakin pintar ia semakin beriman, dan semakin dekat ia dengan Tuhannya semakin dekat pula dengan makhluk-Nya. Itulah ketokohan Gus Dur yang selalu kami ingat sebagai Kristen.”

Sesi kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Panitia memberikan apresiasi kepada peserta yang aktif bertanya dengan memberikan doorprize. Di penghujung acara, kegiatan ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Aminullah Yusuf.

Penggerak Komunitas GUSDURian Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *