JEPARA – Konflik antara kelompok Ba’alawy dan simpatisan Walisongo mencuat ke permukaan setelah laporan adanya dugaan penghinaan terhadap Walisongo oleh seorang oknum Ba’alawy.
Insiden ini mengguncang stabilitas sosial dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat Indonesia, yang selama ini dikenal dengan kerukunan dan toleransinya.
Dalam upaya meredakan ketegangan dan mengembalikan suasana damai, dua organisasi berpengaruh di Jepara, yakni PC Ansor dan GUSDURian, mengambil langkah proaktif.
Mereka sepakat dengan gerakan non-blok, yang bertujuan untuk tidak memihak pihak mana pun, melainkan fokus pada upaya menyejukkan suasana dan menjunjung tinggi perdamaian.
Ketua PC Ansor Jepara, Ainul Mahfudh dalam pernyataannya menegaskan bahwa gerakan ini merupakan panggilan moral untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat.
Pihaknya juga menyayangkan tragedi di Kabupaten Karawang, Sabtu (10/8/24) berupa pengeroyokan terhadap anggota Banser. Menurutnya, hal tersebut tidak rasional.
Sebagai kader Ansor, kata Ainul, mencintai NKRI merupakan harga mati. Sehingga perdebatan yang berakibat bentrok terhadap persatuan, lebih baik dihentikan.
“Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan,” papar Ainul kepada redaksi, Rabu (18/9/24).
Sejalan dengan itu, Fuad Fahmi Latif, Koordinator GUSDURian Jepara, menambahkan bahwa langkah ini adalah bentuk kepedulian terhadap nilai-nilai kebhinekaan yang selama ini menjadi pilar bangsa Indonesia.
“Perdamaian harus selalu menjadi prioritas utama. Kami mengajak masyarakat untuk berdialog dan mencari solusi bersama,” tutur Fuad.
Menurut Fuad, salah satu langkah yang tepat adalah dengan mengajak tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk turut andil dalam menciptakan suasana kondusif.
“Langkah ini penting untuk mencegah eskalasi konflik yang dapat berdampak lebih luas,” imbuh dia.
Sebagai penutup, ia mengutip buku Ajaran-Ajaran Gus Dur: Syarah 9 Nilai Utama Gus Dur, tentang persaudaraan menjadi dasar memajukan peradaban.
“Sepanjang hidupnya, Gus Dur memberi teladan dan menekankan pentingnya menjunjung tinggi persaudaraan dalam masyarakat, bahkan terhadap yang berbeda keyakinan dan pemikiran,” pungkasnya.