GUSDURian Mojokerto Perluas Gerakan Desa Damai melalui Lomba Mewarnai

MOJOKERTO – Pada Minggu, 2 Februari 2025 lalu, Komunitas GUSDURian Mojokerto telah mengadakan lomba mewarnai yang dilaksanakan di Balai Desa Sooko. Perlombaan ini diperuntukkan bagi para siswa/i PAUD dan TK se-Desa Sooko. Mengangkat tema “Keberagaman”, tujuan kecil dari adanya perlombaan ini tidak lain untuk mengenalkan kepada anak-anak bahwa masyarakat secara umum sifatnya majemuk, beragam, dan memiliki latar belakang agama yang berbeda.

“Pertemuan anak-anak,” demikianlah yang disebutkan oleh Imam Maliki, selaku koordinator pendampingan desa damai. Ia ingin anak-anak di Desa Sooko, baik dari sisi selatan dan utara bertemu di satu tempat yang sama. Untuk saling mengenal, mengetahui beragam latar belakang, dan harapannya bisa menjadi jejak perjalanan dan proses tumbuh kembang anak lebih menerima tiap perbedaan di lingkungan mereka.

Melalui perlombaan anak-anak ini juga, Imam Maliki memiliki tujuan lain. Yakni turut menggiring para pendamping peserta yang tak lain merupakan orang tua untuk lebih mengenal GUSDURian Mojokerto, begitupun juga program-program yang sedang dijalankan di desa mereka.

Mengacu pada tulisan sebelumnya, diketahui bahwa sejak Oktober lalu, GUSDURian Mojokerto telah me-launching rumah belajar di Sooko Gang 3 yang berada di sebelah selatan jalan raya. Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa orang tua dari dusun lain yang memberi masukan agar daerahnya juga dibangun rumah belajar.

“Mbok ya di Dusun Mengelo juga dikasih, biar enggak jauh-jauh mau nganterin anak, harus menyeberang jalan besar dulu,” kata salah satu orang tua.

Kendala inilah yang kemudian dikomunikasikan oleh Imam Maliki kepada pemerintah desa. Terlebih bahwa ada potensi tempat belajar di Mengelo yang direkomendasikan oleh salah seorang warga untuk ditempati. Pemerintah desa pun menyetujui usulnya untuk dibuatkan rumah belajar yang baru.

Titik inilah yang kemudian menjadi akar pelaksanaan lomba mewarnai di Desa Sooko. Sebagaimana Imam Maliki ucapkan bahwa, “Acara kemarin juga bertujuan untuk launching adanya rumah belajar yang lain.”

Di sisi lain, pemerintah desa juga mulai turun tangan dan mengambil aksi nyata dalam program rumah belajar yang sampai kini dijalankan oleh GUSDURian Mojokerto. Mereka mengatakan bahwa akan menjadikan program ini bersifat legal, dan mendapatkan anggaran resmi dari desa.

“Mungkin tidak banyak, ganti uang transportasi fasilitator, atau istilah kita mentor di Desa Sooko. Nanti kita libatkan secara terjadwal di rumah belajar, kemudian kita gantikan bensinnya. Begitulah kata Pak Lurah waktu pembukaan kemarin,” ujar Imam Maliki.

Berdasarkan hal tersebut, GUSDURian Mojokerto mulai menemukan titik terang. Bahwa pada akhirnya desa ikut berkontribusi pada program mereka, yang kemudian akan menjadi program legal dari Desa Sooko. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa Desa Sooko akan lebih mandiri ke depannya dalam keberlanjutan rumah belajar bersama.

Tidak hanya mengekor pada ide atau rencana GUSDURian semata. Rumah belajar bersama ini nantinya akan membuka open recruitment mentor. Membuka peluang bagi siapa pun yang memiliki konsen di bidang pendidikan, begitupun juga bagi para anggota Fatayat dan Muslimat ranting.

Bahkan untuk program selanjutnya, rumah belajar bersama nantinya tidak cukup diisi oleh para siswa saja. Namun juga ada pemberdayaan perempuan bagi para orang tua siswa, baik melalui workshop parenting, pelatihan pengelolaan keuangan dalam keluarga, maupun berbagai pelatihan soft skill yang bisa dimanfaatkan sebagai tambahan penghasilan.

Terlepas dari itu semua, program ini masihlah berupa bibit sebagai gerakan kolektif bersama. Perlu pengembangan lanjut dan konsistensi dalam menjalankannya. Setidaknya telah tumbuh kesadaran betapa pentingnya pendidikan pada anak, resiliensi anak dan perempuan di wilayah masing-masing, dan upaya nyata dalam membangun generasi yang lebih terbuka dengan keberagaman di masa mendatang.

Penggerak Komunitas GUSDURian Mojokerto, Jawa Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *