Memenuhi Panggilan Jagat Melalui Perjumpaan Orang Muda di Depok

Sebanyak dua puluh tujuh orang muda mengikuti Sekolah Jagat di Wisma Kinasih Depok, Jawa Barat pada 13 – 16 Februari 2025. Para peserta merupakan para penggerak sosial yang berasal dari berbagai kota dan kabupaten di Sumatera, Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Para orang muda ini mengikuti Sekolah Jagat setelah melewati proses seleksi.

Dalam sambutannya, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian Jay Akhmad menekankan pentingnya para penggerak lintas agama untuk terlibat dalam gerakan lingkungan. Sebab semua agama memiliki nilai-nilai dan ajaran untuk melestarikan lingkungan. Hanya saja selama ini narasi-narasi agama untuk menjaga lingkungan masih disuarakan oleh kelompok yang terbatas.

“Melalui Sekolah Jagat, saya berharap kita bisa berkontribusi dalam menjaga jagat kita, sekecil apapun. Semoga dengan upaya yang kecil ini membuat bumi kita lebih lama ada,” ujarnya.

Dalam Sekolah Jagat para peserta diajak untuk berefleksi dan menggali potensi diri sehingga menjadi penggerak yang mindfulness dan proaktif. Selain dibekali dengan berbagai teori, para peserta Sekolah Jagat juga diajak untuk melakukan penginderaan (sensing) di komunitas yang selama ini berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Mereka berkunjung ke Komunitas Bank Sampah Mawar 14 yang dikelola oleh warga untuk melakukan edukasi hingga pengolahan sampah yang bisa dipakai ulang.

Panitia pelaksana Zahri Humaira menyebut pemilihan komunitas itu untuk memperlihatkan kepada peserta mengenai langkah konkret masyarakat untuk berkontribusi dalam menjaga alam. “Kebanyakan mereka sudah punya gerakan di berbagai isu. Nah, bagaimana mereka bisa menjadikan isu lingkungan menjadi bagian dari gerakannya,” ulasnya.

Zain peserta dari Tasikmalaya mengapresiasi agenda ini karena teori yang diberikan sangat berguna bagi gerakan. Ia yang saat ini terlibat dalam Sekolah Alam di Tasikmalaya berencana untuk mengaplikasikan beberapa hal yang didapatkan di Sekolah Jagat di komunitas yang dikelola olehnya dan teman-temannya. Sementara Hilma, peserta asal Garut merasa bahwa saat ini dirinya bisa semakin mindfulness. Langkah terdekat yang dilakukannya adalah dengan terus membawa tumbler untuk mengurangi botol plastik sekali pakai.

“Saya merasa bertambah kesadaran untuk bisa lebih terlibat menjaga alam,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *