Berkomitmen memitigasi permasalahan di akar rumput, Kelas Penggerak GUSDURian (KPG) Gerdu Suroboyo (Komunitas GUSDURian Surabaya) ajarkan materi scenario thinking kepada para peserta di hari kedua, Sabtu, 30 September 2023.
Masih bertempat di Aula Gedung Pertemuan Widya Kartika, Jl. Dukuh Kupang Timur XIII, Pakis, Kecamatan Sawahan, Surabaya, peserta yang terdiri 20 orang dibagi menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok didampingi oleh satu fasilitator muda untuk praktik langsung menganalisis permasalahan yang ada di masyarakat dari akar sampai ujung.
Terdapat lima tema yang dibagikan untuk dianalisis, yaitu situasi buruk demokrasi, situasi buruk budaya, situasi buruk beragama, situasi baik demokrasi, dan situasi baik beragama. Setelah mengerjakan, setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis scenario thinking masing-masing beserta yel-yel atau jargon kelompok yang mereka buat.
Kelompok empat yang terdiri dari Ismi, Leon, dan Zakaria kebagian menganalisis situasi buruk beragama di masyarakat. Mereka mengangkat potret masyarakat intoleran yang menjadi cikal bakal tumbuhnya masyarakat fanatik dalam beragama, hingga akhirnya muncul kelompok-kelompok ekstrimisme.
Adapun cara yang mereka usulkan untuk menanggulangi hal tersebut yaitu dengan kajian, dialog lintas agama, dan diperkuat kebijakan pemerintah tentang keberagaman. Jika langkah ini berhasil, maka masyarakat akan memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, dan memandang keberagaman itu indah. Jika gagal, maka situasi terburuk akan memunculkan kelompok-kelompok teroris.
Menyempurnakan rangkaian kegiatan, sore harinya KPG Gerdu Suroboyo kedatangan tamu istimewa. Pendeta Andri Purnawan selaku Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Jawa Timur sekaligus jejaring Gerdu Suroboyo meluangkan waktu untuk hadir. Ia menyapa para peserta dan melihat berlangsungnya kelas.
Dalam sesi sharing yang beliau berikan, Pendeta Andri, sapaan akrabnya, menyampaikan apresiasi kepada para peserta KPG yang beragam. “Saya senang teman-teman sudah belajar scenario thinking, setelah itu bagus kalau dilanjutkan dengan belajar logical framework,” ujarnya. Tim dokumentasi pun tidak lupa mengabadikan momen ini, seluruh peserta dan panitia KPG memberikan pose terbaik untuk berfoto dengan Pendeta Andri.