Social Media

Category: Opini

HomeOpini

Hidup di era kini kurang menguntungkan bagi kelompok pengusung identitas primordial. Seperti pejuang identitas suku, agama, dan ras. Terutama di negara republik, maka identitas itu tidak relevan dengan semangat kebangsaan. Atau setidaknya negara masih membutuhkan identitas nasional yang mesti dikedepankan dan dibangun bersama yang konsekuensinya penepian identitas primordial. Berbeda dari negara bersistem kerajaan, identitas agama, …

by View all posts

Dalam rangka memperingati ultah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang jatuh pada 7 September nanti, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru dari Kemdikbud akan menggelar konser daring bertajuk “Diplomacy through The Art & Humor” bersama saya dan teman-teman pemusik yang antara lain dulu tergabung di Nusantara Symphony Orchestra. Jika masih hidup tahun ini, Gus Dur …

by View all posts

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang sudah sepuluh tahun ”pergi”, tetapi memori tentang sosoknya masih begitu melekat dalam pikiran kita semua. Dalam ingatan kita, Gus Dur semasa hidup merupakan representasi banyak sosok: mulai dari pribadi biasa yang humoris, aktivis, dan intelektual muslim yang kontroversial, hingga sosok negarawan dan ulama yang humanis. Dalam tradisi semiotik, dia …

by View all posts

Bertahun-tahun selama masa Order Baru, santri (yang berafiliasi ke NU) adalah kelompok yang hampir tak tercatat di atas peta perfilman Indonesia. Selain banyak santri menganggap teknologi pembuatan dan praktek pemutaran film sebagai hal yang tidak penting dan (ironisnya) kontroversial, representasi tentang mereka di layar bioskop Indonesia jarang sekali ditemukan. Sekalinya ada, ia tunduk terhadap nafsu …

by View all posts

Ketika berada di Washington DC, penulis menghadiri Konvensi American Jewish Committee (AJC). Mengapakah hal itu penulis lakukan, padahal AJC adalah sebuah organisasi yang mungkin tidak disenangi jumlah sangat besar kaum muslimin? Jawabannya sederhana saja: bahwa kalau tidak kita terangkan pada mereka, mereka tetap tidak akan tahu selamannya tentang sisi-sisi lembut dari Islam. Mereka hanya tahu …

by View all posts

Banyak hal terkuak sepeninggal Gus Dur. Ternyata sebagai bangsa kita masih saja terlalu silau pada hal-hal yang seolah-olah besar dan mentereng. Sebutan ”Bapak Pluralisme” dan ”Bapak Demokrasi” buat almarhum menunjukkan keterpukauan itu. Yang rinci dan seolah-olah kecil kita abaikan. Keceplas-ceplosan Gus Dur kita anggap unsur sepele. Kita lekas melupakannya. Padahal, sejatinya, unsur tampak remeh-temeh inilah …

by View all posts

Fakta keragaman agama tidak dengan sendirinya menyadarkan para pemeluk agama-agama untuk menyikapi keimanan komunitas agama lain secara positif. Sebaliknya, belakangan sikap keberagamaan yang eksklusif tampak semakin menguat. Eksklusivisme agama di sini dipahami sebagai pandangan yang menganggap agamanya sebagai satu-satunya jalan kebenaran. Banyak pengamat berargumen, menguatnya eksklusivitas keberagamaan saat ini lebih dipicu oleh faktor-faktor di luar …

by View all posts

Orang Syiah mengadakan midodareni? Tak perlu heran. Mestinya memang tak perlu andai masyarakat, terutama pemerintah dan media mainstream, memberi kesempatan kepada komunitas yang selalu dizalimi ini menggunakan hak jawab dan hak memperkenalkan hakikatnya. Tragis, mazhab ini dan komunitas penganutnya dibenci oleh kaum puritan intoleran, disalahpahami oleh sebagian kaum santri dan kaum abangan nasionalis, juga diabaikan …

by View all posts

KH. Abdurrahman Wahid yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur adalah sosok tokoh yang sangat dicintai, bukan hanya oleh rakyat Indonesia, melainkan juga oleh para tokoh dan masyarakat dunia. Kalau ada orang dan kelompok yang tidak mencintai, apalagi sampai membencinya, pastilah mereka itu adalah orang atau kelompok yang memiliki kepentingan sempit, penganut sektarianisme, atau memang …

by View all posts

Meski dikenal sebagai pemikir kebudayaan, khususnya kebudayaan Islam, Gus Dur sangat sedikit meluangkan gagasannya untuk memikirkan hubungan antara kebudayaan dan teknologi — hal yang sangat aktual hari ini, ketika teknologi menguasai kehidupan manusia “milenial”, tak terkecuali kaum santri, basis kultural Gus Dur. Di antara pemikir Muslim era ’80-an, mungkin hanya Armahedi Mahzar satu-satunya intelektual Muslim …

by View all posts