Social Media

Author: Nuruddin Al Akbar

HomeNuruddin Al Akbar
Nuruddin Al Akbar

Nuruddin Al Akbar

Peserta program Kader Pemikir Islam Indonesia (KPII) Angkatan ke-2 yang diselenggarakan oleh LSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat) dan Universitas Paramadina.

Perdebatan apakah Konfusianisme dapat digolongkan sebagai “agama” ataukah “filsafat” ataupun “etik” dapat dikatakan masih menjadi bahan diskusi yang “hangat” di kalangan akademisi dalam disiplin religious studies (studi agama) ataupun comparative religions (perbandingan agama). Sebagai contoh dalam karya klasik Historical Atlas of the Religions of the World (1974) yang diedit oleh Ismail Raji al-Faruqi dan David …

by

Perjumpaan Gus Dur dengan Daisaku Ikeda, seorang intelektual Buddhis terkemuka asal Jepang yang mengepalai gerakan Soka Gakkai dapat dikatakan merupakan wujud satu dialog antaragama dan antarperadaban yang inspiratif. Percakapan keduanya telah dibukukan dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia (dengan judul Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian) dan Malaysia (dengan judul Hikmah Toleransi: Falsafah …

by

Tidak banyak yang menyadari bahwa Gus Dur adalah salah satu sosok yang berjasa memperkenalkan pemikiran Hossein Nasr ke Indonesia. Hossein Nasr sendiri ialah seorang filsuf muslim kontemporer yang dikenal karena kontribusinya dalam mewacanakan kontinuitas filsafat Islam pasca-Ibnu Rusyd. Sebelum era Nasr dapat dikatakan ada wacana dominan dalam kajian filsafat Islam yang mengimajinasikan bahwa Ibnu Rusyd …

by

Salah satu tema yang diperbincangkan oleh Gus Dur namun sering kali luput dari perhatian publik -dan juga para akademisi- ialah mengenai arsitektur. Dalam sebuah tulisan berjudul “Kebangkitan Kembali Peradaban Islam: Adakah Ia?” yang ditulis pada tahun 1985 lalu, Gus Dur menyoroti salah satu warisan peradaban Islam klasik (abad pertengahan) yang menurutnya relevan untuk direaktualisasikan di …

by

Dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh Islam Nusantara Center yang mengambil tema “Ke mana Islam Nusantara Menggerakkan Peradaban?”, sang pemateri yakni Muhammad Al-Fayyadl -intelektual muda NU- memberikan tiga statement yang menarik untuk dielaborasi lebih jauh. Pertama, Fayyadl menyatakan bahwa Gus Dur sebenarnya telah mengembangkan satu teori peradabannya sendiri yang relevan untuk dikembangkan di era kontemporer …

by

Dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh Islam Nusantara Center yang mengambil tema “Ke mana Islam Nusantara Menggerakkan Peradaban?”, sang pemateri yakni Muhammad Al-Fayyadl -intelektual muda NU- memberikan tiga statement yang menarik untuk dielaborasi lebih jauh. Pertama, Fayyadl menyatakan bahwa Gus Dur sebenarnya telah mengembangkan satu teori peradabannya sendiri yang relevan untuk dikembangkan di era kontemporer saat ini, terkhusus …

by

Jimmy Tam Kok Chian adalah seorang intelektual muda Malaysia sekaligus menjabat sebagai sekretaris divisi Kemahasiswaan dari Soka Gakkai Malaysia. Soka Gakkai Malaysia sendiri adalah bagian dari gerakan Soka Gakkai internasional, sebuah gerakan Buddhis kontemporer yang berpusat di Jepang dan memegang teguh ajaran Buddhisme yang dikembangkan oleh Pendeta Nichiren. Jimmy adalah salah satu akademisi Buddhis Malaysia …

by

Dialog antara Gus Dur dengan Daisaku Ikeda -presiden ketiga dari gerakan Buddhis kontemporer Jepang: Soka Gakkai- tidak hanya menarik perhatian kalangan akademisi Muslim di wilayah Asia Tenggara saja seperti Osman Bakar, Azizan Baharuddin, dan Imiyaz Yusuf; tetapi juga kalangan akademisi Buddhis seperti Lee Kam Yit. Lee Kam Yit sendiri adalah akademisi dan aktivis muda Buddhis …

by

Dialog antara Gus Dur dengan Daisaku Ikeda -presiden ketiga dari gerakan Buddhis kontemporer Jepang: Soka Gakkai- tidak hanya menarik perhatian kalangan akademisi Muslim di wilayah Asia Tenggara saja seperti Osman Bakar, Azizan Baharuddin, dan Imiyaz Yusuf; tetapi juga kalangan akademisi Buddhis seperti Lee Kam Yit. Lee Kam Yit sendiri adalah akademisi dan aktivis muda Buddhis …

by

Alain Badiou, seorang filsuf kontemporer Prancis yang juga dikenal sebagai penafsir Plato yang “nyentrik,” mengembangkan satu corak pemikiran dan posisi politik yang khas, khususnya terkait dengan gagasan tentang emansipasi, kebenaran, dan juga subjek yang berkomitmen kepada kebenaran tersebut. Penulis merasa bahwa posisi khas Badiou ini relevan untuk memahami sosok Gus Dur, khususnya mengenai posisinya yang …

by
  • 1
  • 2