Social Media

Haul Gus Dur ke-13 di Cirebon, Inaya Wahid: Yang Lebih Penting dari Perayaan Haul adalah Melanjutkan Nilai dan Perjuangan Gus Dur

“Gak penting sebenernya perayaan haulnya, yang penting itu nilai-nilai Gus Dur setelahnya itu harus ada,” ucap Inaya Wahid.

Pernyataan di atas diungkapkan anak bungsu Gus Dur saat jumpa pers di acara Haul Gus Dur ke-13 yang diselenggarakan oleh Komunitas GUSDURian Cirebon pada Sabtu (28/1/2023) lalu.

Acara yang berlangsung di Aula Gereja Bunda Maria tersebut sempat mendapat pertanyaan dari kelompok tertentu mengenai acara haul yang identik tahlilan namun digelar di komplek gereja.

Pertanyaan tersebut membuat heran Inaya Wahid. Ia kemudian menceritakan pengalamannya saat menemani ibunya, Sinta Nuriyah ke Los Angeles, Amerika Serikat.

“Tepat sebelum pandemi, saya menemani ibu pergi ke Amerika. Di sana kami bertemu dengan teman-teman muslim Indonesia yang ada di Los Angeles. Mereka baru punya masjid baru. Masjidnya bagus. Tapi masalahnya masjid ini belum jadi, belum selesai. Dalam artian bangunannya sudah ada, tapi bangunannya ini mereka beli dari gereja dan belum dapat izin untuk merenovasi,” tutur Inaya.

“Jadi, yang menarik adalah, jangankan pertanyaan ‘masa kok ada tahlilan di gereja?’; waktu itu kami bahkan shalat dan segala macam di dalam gereja. Ibu juga memberi tausiyah dengan latar belakang gereja. Ya, masjidnya masih berbentuk gereja,” lanjut Inaya.

Kemudian Inaya mengungkapkan bahwa di situlah kenapa pentingnya mengadakan haul.

“Tapi inilah yang terjadi. Ini realitas kita. Ini yang saya rasakan hari ini, minimal kita bisa mengingat apa yang dilakukan oleh Gus Dur,” ungkapnya.

Inaya Wahid ketika mengisi acara Haul Gus Dur-13 yang diselenggarakan GUSDURian Cirebon


Hal senada pun diungkapkan oleh KH. Marzuki Wahid tentang pentingnya mengadakan Haul Gus Dur.

“Pentingnya haul ini adalah kita ingin membangkitkan kembali, mengingatkan kepada bangsa, dan terutama terhadap kader-kader Gus Dur, bahwa ada nilai-nilai yang kita jadikan sebagai pondasi, yang diletakkan oleh Gus Dur beberapa tahun yang lalu dengan seluruh perjuangannya,” tegasnya.

Kemudian KH. Marzuki Wahid melanjutkan, “Nilai-nilai seperti demokratisasi, pemihakan terhadap orang-orang yang tertindas, minoritas, kelompok rentan, hal-hal ini harus ditingkatkan terus. Karena kalau nggak, keadilan yang sejati tidak akan terwujud. Mau tidak mau ya haul ini maknanya bukan sekedar ritual keagamaan, tetapi yang paling penting adalah reminding, mengingatkan kembali perjuangan bangsa ini, perjuangan kemanusiaan yang sudah ditetapkan oleh Gus Dur dan terus kita perjuangkan. Terus dikembangkan oleh para kader-kadernya. Tanpa itu, nilai-nilai ini akan terputus,” ujarnya.

“Saya kira Gus Dur sudah banyak sekali meneladankan. Dan kalau ini tidak di turun-temurunkan, saya kira sayang sekali kita kehilangan warisan, peradaban, dan kebudayaan yang sangat besar dari Gus Dur,” tutupnya.

Penggerak Komunitas GUSDURian Cirebon, Jawa Barat.