Forum 17-an: Sharing Advokasi Jejaring Keberagaman sebagai Upaya Peningkatan Kapasitas Penggerak dan Jejaring GUSDURian Banjarnegara

Komunitas GUSDURian Banjarnegara mengadakan Forum 17-an dengan agenda pembahasan Sharing Advokasi Jejaring Keberagaman, Sabtu, 29 Juli 2023 di GKJ Banjarnegara, Jawa Tengah.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh penggerak dan Jejaring Komunitas GUSDURian Banjarnegara bersama tim fasilitator, yaitu Muazim (Poyeng) dan Ernah Dwi Cahyati. Kedua fasilitator tersebut telah mengikuti Workshop Advokasi Jejaring Keberagaman yang diadakan oleh Seknas Jaringan GUSDURian Indonesia, di mana yang dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelompok Pemimpin Agama dan Pemimpin Muda Keberagaman.

Rangkaian kegiatan setelah Temu Kebangsaan yang diadakan di sesi pagi hingga siang dengan peserta sejumlah 30 orang dari berbagai stakeholder di Banjarnegara dan dilanjutkan dengan Forum 17-an Sharing Advokasi Jejaring Keberagaman dengan peserta yang lebih spesifik. Muazim menyampaikan bahwa, “Pentingnya berbagi informasi tentang materi-materi yang telah saya dapatkan di workshop kepada sedulur-sedulur agar komponen di Komunitas GUSDURian Banjarnegara mengalami peningkatan kapasitas”.

Para peserta diajak untuk berbagi cerita singkat mengapa tertarik dan masih bertahan di Komunitas GUSDURian Banjarnegara. Menata niat dan tekad menjadi penting bagi para GUSDURian sebelum berbicara menggerakkan orang di luar diri. Ernah Dwi Cahyati sebagai salah satu tim fasilitator, mengungkapkan, “Salah satu tools yang diberikan Seknas Jaringan GUSDURian Indonesia kepada Komunitas GUSDURian di daerah yaitu Teori U-nya Prof. Otto Scharmer dalam menganalisis situasi dan peristiwa untuk disikapi selanjutnya”.

Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan isu lokal/peristiwa di Banjarnegara, kemudian dianalisis menggunakan Teori U. Ernah menambahkan bahwa, “Diawali dengan menyambungkan 9 Nilai Utama Gus Dur sebagai inspirasi gagasan dan gerakan, 3 Voices yang direspons dengan 3 Openness dalam prosesnya”. Voices of Judgement direspons dengan Open Mind, Voices of Cynicism direspons dengan Open Heart, dan Voices of Fear direspons dengan Open Will.

Muazim menguatkan lagi dengan pernyataan, “Mendasari diri untuk berkomitmen di dalam Komunitas GUSDURian, sadar kemampuan dan peran yang akan diambil. Kesemuanya dapat dicapai dengan upaya peningkatan kapasitas. GUSDURian merupakan tempat untuk bertumbuh dan berproses bersama, yang terlibat di dalamnya diajak untuk meningkatkan kualitas diri”.

PR Komunitas GUSDURian Banjarnegara masih banyak, perjalanannya pun masih panjang, maka memperluas jejaring stakeholder yang satu frekuensi menjadi penting untuk dilakukan salah satunya. Selain itu, mengerjakan sesuatu sesuai kemampuan dan terukur dalam rangka belajar proporsionalitas. Dialog menjadi kunci dalam menjalankan advokasi agar titik temu menuju win-win solution.

Penggerak Komunitas GUSDURian Banjarnegara, Jawa Tengah.