Category: Opini

HomeOpini

Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan GUSDURian mengadakan Training of Facilitator (TOF) pada 5-7 Mei 2023 di Hotel Museum Batik, Yogyakarta. Beberapa hal yang menjadi tujuan diselenggarakannya kegiatan ini di antaranya adalah sebagai ruang konsolidasi fasilitator untuk refleksi, meningkatkan kapasitas fasilitator terkait kepemimpinan (leadership) dan paradigma kefasilitatoran, serta merumuskan strategi pelaksanaan Pertemuan Komunitas (Community Meeting) dan Kelas …

Pembatasan berbagai hal yang berkaitan dengan Tionghoa tertuang melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina di masa Orde Baru, di bawah Pemerintahan Presiden Suharto. Pelarangan juga termasuk tata cara beribadah serta perayaan pesta agama dan adat istiadatnya. Sekalipun dirayakan maka hanya sebatas lingkup keluarga saja. Titik terang dimulai …

Kasus pendirian rumah ibadah kembali gagal ditangani. Jemaah Gereja Kristen Protestan Simalungun atau GKPS harus menerima keputusan tempat mereka beribadah disegel. Pemerintah Kabupaten Purwakarta beralasan bahwa bangunan ini belum mendapatkan izin. Kasus-kasus di atas hanya dua dari ratusan kasus konflik terkait rumah ibadah yang gagal ditangani. Setara Institute mencatat ada 20 kasus pelanggaran kebebasan beragama terkait pendirian rumah ibadah …

Lebaran tahun ini diliputi perbedaan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri antara Muhammadiyah dan NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia. Namun perbedaan ini justru diliputi guyonan dan dagelan dari masing-masing pihak seperti dikutip dari akun @nugarislucu dan @muhammadiyahgl. Perbedaan tersebut disikapi dengan santai dan damai. Perbedaan itu bukan suatu hal baru. Maka dari itu tidaklah …

Akhir-akhir ini fenomena flexing menjadi suatu persoalan besar di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Sejumlah orang dengan sematan sultan atau crazy rich memamerkan outfit pribadinya, barang-barang mewahnya berupa mobil-mobil berkelas, pakaian bermerek kelas dunia, dan lain sebagainya. Manusia berusaha menunjukkan eksistensinya kepada orang lain melalui harta yang dimilikinya. Hal ini menjadi semakin marak dengan hadirnya media …

“Semakin berbeda kita, semakin terlihat titik-titik persamaan kita.” – Gus Dur Saya sengaja membuka tulisan ini dengan kutipan pernyataan Gus Dur di atas. Kenapa? Supaya kita bisa merefleksikan makna ungkapan tersebut dengan apa yang telah kita dilakukan bersama melalui aksi sosial-kemanusiaan dalam ruang keberagamaan ini. Anita Wahid, salah satu putri Gus Dur, menjelaskan kutipan pernyataan …

Sebagai generasi yang melestarikan nilai-nilai kemanusian dalam kehidupan yang tidak hanya sebatas wacana, GUSDURian hadir untuk memberi muatan gagasan, ide, dan berpartisipasi aktif menggerakkan kaum muda untuk menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam bingkai keragaman dan kebhinekaan sebagaimana yang telah dicontohkan Gus Dur. GUSDURian sendiri adalah sebutan bagi individu yang mengagumi sosok KH. Abdurrahman Wahid atau Gus …

Permasalahan hidup membawa manusia pada penderitaan. Berbagai tekanan dan cobaan secara internal dan eksternal menciptakan emosi yang berbeda. Belum jelas obat depresi yang dialami manusia selain meluapkannya dalam kedengkian, kebencian, caci maki, hingga perilaku kriminal. Meski terkesan abstrak, seni mengolah emosi perlu diajarkan agar tidak terjebak pada konflik sosial. Dalam kajian Filsafat Barat, manusia bergelut …

Sejak publikasi edisi Malaysia dari dialog antara Gus Dur dengan Daisaku Ikeda -Presiden ketiga gerakan Buddhisme Soka Gakkai Internasional yang berpusat di Jepang- yang diberi judul Hikmah Toleransi: Falsafah Kepemurahan dan Keamanan” (2022) dapat dikatakan gagasan Gus Dur mendapatkan respons positif dari berbagai akademisi kenamaan Malaysia. Salah satu akademisi yang menyambut terbitnya karya tersebut adalah …